Peresensi : Titik Setiawati
Andrea Hirata ini terlahir dengan nama Aqil Barraq Badruddin Semain Said Harun, saat masih kecil orang tuanya mengubah namanya tujuh kali. ia lahir di gantung , Belitung Timur, Bangka Belitung pada tanggal 24 Oktober 1982. Andrea Harata, seorang novelis yang telah merevolusi sastra indonesia.
Novel pertamanya adalah Laskar Pelangi yang menghasilkan tiga sekuel. Beberapa Novel karya Andrea Hitata yaitu; Laskar Pelangi, Sang pemimpi,Edensor, Maryamah Karprov, Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas, Sebelas Patriot, Laskar Pelangi Song Book, Ayah.
Novel "Cinta di Dalam Gelas" mengisahkan sosok Ikal, seorang bujang keturunan melayu, yang bekerja sebagai pelayan di Warung Kopi Usaha Kau Kenang Lagi milik pamannya yang memiliki kecintaan besar terhadap kopi.
Novel ini menceritakan tentang perjalanan nasib Maryamah binti Zamzami atau biasa di panggil Enong. Enong berjuang bersama Ibunya untuk membesarkan ketiga adeknya, untuk menggantikan posisi ayahnya yang sudah tiada. Enong seorang wanita yang tangguh sejak usianya masih 14 tahun enong sudah bekerja keras menjadi pendulang timah, dia berusaha memenuhi apa yang di perlukan ketiga adiknya dari seorang ayah.
Ketiga adek Enong sudah menikah, melangkahi Enong kakaknya. Ketiganya pergi meninggalkan rumah mengikuti suaminya masing-masing. Saat ini Enong hanya tinggal bersama sang ibu.
Beberapa waktu kemudian, ibu enong jatuh sakit, dokter berkata itu sakit karena sudah lanjut usia. Selama ibunya sakit, Enong sering melihat sang ibu sedih ketika melihatnya, dia tahu apa yang membuat ibunya itu sedih. Dia ingin melihat ibunya bahagia, karena itu, Enong menerima pinangan dari seorang laki-laki bernama Matarom. Tapi Enong tidak seberuntung ketiga adiknya, kelakuan buruk suaminya telah terlihat sejak awal pernikahan, namun dia masih bertahan. Namun, pertahanan berakhir ketika ada seorang perempuan yang datang sedang hamil dan mengaku kalau dia istri dari matarom. Saat itulah Enong minta untuk diceraikan.
Matarom terkenal sebagai seorang pecatur, sudah dua kali berturut-turut Matarom meraup piala catur kejuaraan 17 Agustus. Dengan ketenarannya itu dia memanfaatkan nama besarnya untuk melestarikan hobinya sebagai lelaki hidung belang.
Enong berniat ingin membalaskan dendamnya kepada Matarom, dia ingin mengalahkan Matarom dalam pertandingan catur. Dia meminta bantuan kepada Ikal untuk mengajarinya bermain catur, dan Ikal teringat kepada sahabatnya Grand Master Ninovhka Stronovsky yang dulu pernah mengajarinya bermain catur.
Banyak orang yang meremehkan Enong, mereka mengira Enong tidak akan bisa mengalahkan Matarom, ada juga yang tidak menyetujui karena perempuan tidak boleh melawan laki-laki. Tapi selamot dan juga ikal tetap mendukung keputusan enong untuk mengalahkan matarom. Ikal juga dibantu Detektif M.Nur umtuk memperjuangkan maryamah agar bisa ikut pertandingan pada kejuaraan 17 Agustus..
Demi membantu sahabtnya itu, Ikal menggagalkan rencananya pergi ke Jakarta. Ikal memperkenalkan nama setiap buah catur dan tempat kedudukannya, Enong menyimaknya dengan tegang.
Langkah pertama, Enong duduk di depan papan catur dia berusaha memberanikan diri, dengan ragu dia meraih beberapa butir pion. Dengan penuh tekad, sebuah kekuatan besar dalam dirinya seakan menggerakkanya dengan dahsyat untuk menguasai catur, dia menganggap pion-pion itu sebagai biang keladi dalam kesusahan di hidupnya.
Pada malam keempat, ia tersenyum dan menjentikkan sebiji pion. Malam itu, pertama kalinya Maryamah binti Zamzami atau biasa di panggil enong itu bisa bermain catur.
Sebulan berlalu sejak pertama kali enong bisa menggerakkan buah catur, enong telah berlatih sebanyak 658 pertandingan. Dia memang wanita yang tangguh, dia selalu belajar dengan baik, meskipun gagal dia terus mencoba agar bisa berhasil.
Enong mencoba bertanding dengan Alvin, seorang anak kelas enam yang sudah mahir dalam bermain catur, bahkan Ikal belum pernah bisa mengalahkannya. Keadaan menjadi kacau ketika enong mengalahkan Alvin, , dan Alvin tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia telah kalah. Dibujuknya Alvi oleh Ikal agal dia bisa menerima kenyataan.
Ikal melaporkan kemenanganya itu kepada Grand Master Nochka, dia mengatakan kalau Enong memiliki harapan untuk menang. Tapi Ikal masih cemas soal pendaftaran Enong, karena di kampungnya itu adalah kampung lelaki,tradisinya yang amat patriarkat. Tidak pernah ada sebelumnya perempuan yang main catur, apalagi bertanding melawan lelaki.
Berita tentang Enong yang ingin mengikuti pertandingan catur, kini menyebar dengan cepat. Alvin orang pertama yang membocorkannya kepada Modin. Modin itu adalah seorang guru ngaji yang selalu mengutamakan agama. Semua orang sedang membicarakan Enong, dan dia tenggelam dalam kesedihan. Enong menatap ibunya yang terbaring lemah di tempat tidur. Dia merasa telah membebani pikiran ibunya karena rumah tangganya yang telah hancur.
Beberapa hari kemudian, saat masih pagi Enong melihat ibunya yang berusaha bangun dari tempat tidur. Ibunya menanggar air, lalu menyeduh kopi di dalam gelas , gelas yang dulu selalu dipakai suaminya. Gelas kopi itu lalu diletakkan di meja. Ibu enong kembali ke tempat tidur. Siang itu ketika enong membangunkan ibunya untuk makan, dia tidak bergerak. Ibu Enong telah meninggal. Semasa hidupnya dia hanya menikah satu sekali, dia hanya memberikan cintanya kepada seorang lelaki saja. Cinta pertama yang dibawa sampai mati.
Masalah Enong semakin rumit, banyak rakyat dan juga orang-orang penting di kampung itu membahas untu mengatasi masalah enong. Paman Ikal berdiri, dan berkata, “Kalau Modin ingin menghindari hukum agama agar tidak dilanggar, dia bisa memasang pembatas pada meja pertandingan dan Enong juga bisa memakai burkak, jadi dia tak perlu pandang siapa pun. Lelaki atau perempuan juga sama saja! Zaman sudah berubah, perempuan juga puya hak seperti laki-laki,! Mereka mau catur, pahat pinang, itu urusan mereka! Itu hak mereka yang harus kita hormati” semua orang diam ketika mendengar itu.
Enong adalah seorang pribadi yang istimewa. Dia selalu sabar dalam menyikapi masalahnya. Padahal sejak kecil dia selalu di timpa maslah, tapi dia selalu bisa menyelesaikannya. Ikal mengambil filosofi dari kehidupan Enong, bahwa belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan, bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma didalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan.
Diterimanya Enong untuk bertanding, membuat kampung lebih gembira. Ikal mulai mendaftarkan Enong sebagai peserta. Maryamah Binti Zamzami itulah permpuan pertama yang bertanding melawan laki-laki dalam pertandingan catur. Sebagian orang meremehkan enong sebagian juga bertepuk tangan untuknya.
Berdasarkan undian, lawan pertama enong itu bernama Aziz. Dipelajarinya profil laki-laki itu dengan membuka Buku Besar Peminum Kopi.
Puluhan papan catur telah di tata, enong mulai menempati bangku pertandingan dengan memakai burkak, Aziz juga mulai menempati bangkunya. Enong mendapat buah putih, sehingga dapat melangkah lebih dulu. Langkah demi langkah mereka berbalas, Enong masih bisa mempertahankan rajanya, walaupun rajanya hampir terpelecat. Tapi pada saaat langkah ke-20 raja enong telah mati. Pertandingan baru mulai berjalan, Enong berhasil mengalahkan Aziz.
Lawan kedua Enong adalah Mugi Kempot, dia seorang tukang potret untuk acara perkawinan. Menurut detektif orang itu tidak memiliki pola pertahanan, buah caturnya disusun secara aneh. Memang benar dengan gampang Enong mengalahkan Mugi Kempot.
lawan demi laman di hadapi dengan baik oleh enong, dia selalu memenangkan pertandingan. Tapi saat dia melawan syamsuri abidin, dia kalah unggul dengan lelaki itu. Kekalahan Enong membuat situasi kubu menjadi kritis, sebab pecatur yang kalah dua kali, akan gugur. Maka enong tidak boleh kalah lagi. Enong selalu dibantu Alvin dengan memakai kode-kode pada jarinya, dan dia berhasil karena bantuan dari Alvin.
Minggu pagi yang menyenangkan, perayaan 17 Agustus kian semarak. Kelakuan Matarom semakin beringas saja,terutama sejak kehadiran Master Nasional Abu Syafaat. Master itu tak lain kerabat mitoha yang pernah menjadi pelatih catur provinsi. Mitoha mendatangkannya demi ambisinya untuk menjadikan Matarom juara tiga kali berturut-turut. Di tangan master nasional Matarom memang semakin hebat.
Sementara itu, tak seorang pun pernah menduga Enong dapat melaju sejauh ini, mengalahkan 8 pecatur. Dari 75 pecatur, hanya tinggal 5. 4 dari mereka selain enong, adalah petarung kelas kakap.
Pertandingan berikutnya, Enong menghadapi seorang guru biologi senior yang telah main catur sejak ilmu itu masih bernama ilmu hayat. Dia langsung membabat guru biologi itu dua kosong telak. Selanjutnya dia akan melawan Overste Djemalam. Semua orang mengira Enong tidak akan bisa mengalahkan Overste Djemalam, karena overste terkenal sangat kuat.
Tapi Enong juga tak kalah kuat dia bisa mengalahkan Overste Djemalam, enong bersorak gembira.
Enong tekun mempersiapkan laga pamungkas yang telah lama ia impi-impikan untuk menghadapi mantan suaminya,Matarom. Ia telah mengalahkan banyak pecatur, dan telah menyaksikan berpuluh pecatur pria, berderet-deret di papan pendaftaran pertandingan, namun sejak awal Matarom lah yang dia sasar.
Sementara itu, orang-orang yang selama ini meremehekan Enong bahkan dulu menolaknya ikut bertanding, kesulitan memulang-mulangkan kalimatnya di warung-warung kopi.
Matarom semakin getol memamerkan kemampuannya di warung-warung kopi dengan tujuan menekan mental enong. Tapi itu malah menguntungkan kubu enong, Detektif M. Nur berhasil mengumpulkan berlembar-lembar diagram permainannya.
Reputasi Enong semakin meroket, sekarang dia dianggap pecatur kelas atas yang kharismatik. Di arena catur tahun ini perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus benar-benar terasa. Mitoha secara resmi telah meminta pada modin untuk memakai papan catur perak matarom pada laga final. Tentu saja karena dia ingin menjatuhkan mental enong dengan segala kabar ilmu hitam dan fakta bahwa matarom tak pernah terkalahkan jika berlaga dengan papan itu.
Untuk mengatasi kericuhan, sarsan kepala meminta bantuan petugas penertiban pamong praja. Sehelai slendang merah dibentangkan diatas meja untuk menghalangi pandangan kedua pecatur yang tadinya suami-istri, tapi sekarang bukan muhrim lagi.
Matarom, pemegang sabuk juara bertahan, dia langsung duduk di tempatnya. Enong juga memulai untuk duduk. Semua orang bertepuk tangan untuk mereka berdua. Enong dan matarom berhadap-hadapan, enong mendapat buah putih. Matarom memasang formasi untuk memancing serangan luncus enong, tapi dia enong sudah mencium gelagat itu, dia tidak terayu, dan masih berkonsentrasi pada kudanya. Papan kedua berlangsung, mirip papan pertama. Pertandingan berlangsung penuh intaian marabahaya. Keringat membahasahi burkak Enong. Matarom berusaha sekuat pikiran untuk menundukkan lawan, tapi tetap tidak bisa menembus pertahanannya.
Pertarungan ini rupanya tidak hanya Enong melawan Matarom, tapi juga keberanian melawan kesombonngan. Serangan matarom tak berarti, dan tak ada pilihan lain kecuali remis lagi. Dua papan berlalu, dan skor masih seri.
Papan ketiga, dimulai. Enong telah melakukan kesalahan fatal. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, matarom menggempur. Keadaan Enong kritis, dia terlihat seperti akan kalah. Langkah demi langkah dilakukan Enong agar dia tidak kalah, dia menyusun pertahanan khasnya. Matarom selalu menyerang dan terpental karena formasi perwira-perwira enong yang melindungi rajanya. Akhirnya enong berhasil mengalahkan matarom. Semua orang menyoraki Enong dengan gembira, para pendukung Matarom berbalik mendukungnya.
Matarom tersandar lemas di kursinya dengan mata nanar. Sabuk emas yang melipat pinggangnya selama dua tahun terlepas sudah. Karmanya telan terhempas diatas papan catur perak yang selalu di agung-agungkannya.
Kelebihan:
Tokoh Enong memiliki pribadi yang kuat, seorang wanita yang berjuang demi ibu dan ketiga adeknya, dan seorang yang pantang menyerah
Kekurangan:
Di beberapa kalimat, terdapat kata yang mencerminkan pertandingan catur dengan cara yang berbeda. Bagi pembaca yang belum mengetahui permainan catur dengan jelas, hal ini cukup membuat bingung.
Resensi Novel “ Cinta di Dalam Gelas”
Identitas Novel
Penulis : Andrea Herata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2011
Jumlah Halaman : 316