Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Sudah lima tahun, sesosok perempuan menyaksikan tanah dari leluhur yang ditempatinya dikikis air sungai Kali Kening. Ia tidak bisa berbuat banyak, kecuali bertahan di rumah yang sehari-hari ditempati bersama dua anaknya itu.
Adalah Ima Fatmawati. Wanita yang lahir tiga puluh tahun silam ini mengaku pasrah dengan kondisi tempat tinggalnya yang nyaris ambruk. Sebab, ia tidak tahu lagi mau pindah ke mana, lantaran tanah itu satu-satunya yang dimiliki dari orang tua suaminya.
Selain itu, lagi-lagi biaya yang jadi ganjalan untuk ia bisa pindah. Sebab untuk makan sehari-hari saja pas-pasan.
"Mau pindah ke mana, belakang rumah (timur) sudah milik warga, kalaupun pindah juga butuh biaya lagi," ucapnya sambil menunjukkan teras rumahnya yang berada di tebing anak Sungai Bengawan Solo itu.
Ia berkisah, ketika debit sungai mulai penuh, hatinya pun ikut penuh. Tidur tidak bisa nyenyak, kepikiran rumahnya ikut tertawa banjir atau selamat.
Sebab jika suatu saat tebing tersebut runtuh, sudah dipastikan teras rumah hingga rumahnya pun ikut hanyut. Belum lagi, selama ini ia hanya tinggal bertiga dengan anaknya, sedangkan sang suami mengadu nasib di Surabaya.
"Seperti tadi malam ini, sudah ndak bisa tidur ketika air mulai naik. Anak saya bawa ke mertua, rumah saya tinggalkan. Namun sesekali saya berusaha menengoknya untuk memastikan keadaan," kisahnya sambil menghela napas panjang.
Masih kata Ima, sudah 10 meter lebih tanahnya yang berada di depan rumah terkikis air. Biar pun katanya sering ditinjau oleh petugas, namun kenyataan sampai saat ini belum ditangani.
"Entah kenapa sampai saat ini tidak ada penanganan dari petugas, padahal sudah sering ditinjau, bahkan kabarnya tahun 2015 lalu akan segera dibangun," beber dia sambil mengingat peristiwa tiga tahun lalu itu.
Dulu, sebelum terkikis air sungai diakui ibu tersebut, halaman rumahnya bisa dilewati kendaraan truk. Sebab, di sebelah selatan rumahnya dulu terdapat pabrik batu bata. "Namun oleh pemiliknya saat ini sudah dirobohkan dan rumahnya pun dipindah di utara, lantaran ludes dibawa hanyut air tanahnya," timpalnya.
Tidak ada upaya lain kecuali ikhlas dan berharap pemerintah bisa turun tangan membantunya. Itulah harapan Ima yang disampaikan kepada beberapa wartawan yang menemuinya hari ini, Rabu (28/2/2018).
Saat ini, hampir 50 meter tebing kali kening yang terkikis air. Jika tidak akan segera ditangani, maka apa yang ditakutkan warga benar-benar terjadi. Tanah mereka longsor, rumah pun ikut ambruk.
"Semoga segera ditangani, tidak ada permintaan yang neko-neko dari kami," pungkasnya dengan tegas. [rof/col]