Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Program pemetaan sosial berbasis partisipasi masyarakat, Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban atau program Sistem Informasi Desa (SID) turut dinilai dalam lomba sinergitas kinerja kecamatan tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2017.
Anggota tim penilai ingin melihat secara faktual dalam implementasi SID yang menggunakan teknologi Geographic Information System (GIS), sehingga data topografi dan kondisi fisik sebuah wilayah itu diperoleh.
"Kami sangat menghargai setinggi-tingginya kepada Kepala Desa Sidodadi dengan SID-nya," ungkap ketua tim penilai dari Pemprov Jatim, Dwi Mardiana ketika penilaian yang berlangsung di Desa Sidodadi, Senin (6/11/2017).
Pihaknya berharap, di Kecamatan Bangilan khususnya desa Sidodadi dapat mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Hal itu bisa diwujudkan melalui dari pembangunan dengan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat miskin.
"Sehingga, dari data yang berada di SID, dapat dirumuskan sebuah kebijakan yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat miskin," tegas wanita humanis itu.
Diketahui sebelumnya, dari SID ini, desa dapat memanfaatkan alat perencanaan dalam pembangunan desa. Sebab, salah satu tujuan utamanya memberi pemahaman kepada Pemerintah Desa (Pemdes) tentang arti penting data dalam perumusan potensi lokal dan merumuskan program desa dalam dokumen RPJMDesa.
Dengan penerapan program SID, dapat meningkatkan pemahaman pemerintah dan masyarakat tentang pembangunan desa dengan pendekatan kawasan.
Selain itu, juga memberi pemahaman kepada Pemerintah Desa dan masyarakat tentang amanah UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa terhadap kebijakan pembangunan desa. Sebab, setiap desa diwajibkan memiliki satu peta, satu data, satu perencanaan dan satu sistem penganggaran.
Ketika dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Sidodadi, Ali Subhan menuturkan, pihaknya mengaku bersyukur menjadi desa penerima program SID yang digagas Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Solo dan Insist Jogjakarta yang bekerjasama dengan lembaga lokal serta perusahaan.
"Khusus di Sidodadi kita kerja sama dengan lembaga lokal yaitu Yayasan Srikandi," terang Kades yang juga seorang dalang itu.
Jelas Ali, sapaan akrabnya, SID akan dimanfaatkan untuk menentukan indikator yang terkandung di desanya untuk pemetaan potensi. Dengan harapan, pos anggaran yang akan direalisasikan tepat pada sasaran.
"Dengan data yang riil tentu akan lebih mudah penentuan kebijakan desa," terang Ali.
Pihaknya mencontohkan, dengan tingginya populasi ternak sapi, desa akan menentukan kebijakan dengan pemanfaatan limbah untuk pupuk. Dan itu semua, kata dia, bisa diketahui dari program (SID, Red) yang difasilitasi oleh perusahaan Migas EMCL itu.
Sementara, ketua BPD Sidodadi, Sujono menandaskan, setelah adanya Program SID ini, diharapkan sistem pemerintahan desa berjalan sehat. Seluruh aparatur desa, agar menjalin kerja sama dalam hal input data informasi secara detail dan sesuai fakta.
"Artinya, dari tingkatkan RT sampai Kepala Desa diharapkan tidak miss komunikasi, agar terbangun sistem yang sehat untuk menentukan kebijakan pembangunan desa dan masyarakatnya," ucap Sujono.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun blokTuban.com menyebutkan, tahap awal yang terlibat EMCL sebagai pendukung kegiatan yang difasilitasi oleh LPTP, Insist Jogjakarta kerjasama dengan lembaga lokal dan Pemdes. Keuntungan yang bisa dipetik dari SID, di antaranya basis perumusan atau perencanaan dan kebijakan pembangunan.
Dengan begitu Pemerintah Desa, masyarakat dan LSM pendamping memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat SID. Sedangkan bagi desa, selanjutnya dapat memiliki akses informasi tentang rencana kebijakan pembangunan tepat sasaran. [rof/ito]