Pensiun dari Jalanan, Anak Punk di Tuban Pilih Mondok
Reporter: Mochamad Nur Rofiq
 
blokTuban.com - Beberapa anak punk yang biasanya eksis dengan gaya metalnya di persimpangan jalan atau mengamen di angkutan umum memilih mondok dan pensiun sebagai Anjal.
 
Salah satu di antaranya Umam, Anjal asal Bulakamba, Brebes Jawa Tengah itu, menyatakan pensiun di hadapan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur'an, Kedungjambangan, Bangilan, Tuban , Kiai Sholikul Hadi beberapa waktu lalu.
 
Remaja yang lahir 21 tahun silam itu, berniat mengakhiri kehidupan di jalanan setelah bertemu Ainul Yaqin remaja yang juga putra pengasuh pondok. Umam merasa tentram setelah mengenyam ilmu agama dan kemasyarakatan di pondok tersebut.
 
"Seneng bisa bantu saat ada kegiatan di masyarakat, selain itu hati terasa tentram diajakin shalat. Kapan lagi bisa seperti ini?," kata pria yang hanya lulus sekolah dasar itu.
 
Umam berkisah, dirinya hidup di jalanan sejak dua tahun silam. Berbagai kota ia singgahi. Mulai dari kota-kota besar di Sumatra, Jawa, dan Bali. 
 
Ketika ditemui blokTuban.com di pondok yang berada di jalan raya Jatirogo-Bojonegoro itu menyatakan, tidak ingin dipandang kotor orang lain. Meski hidup di jalan sejatinya mereka juga masih memiliki sikap.
 
"Kita juga seperti orang pada umumnya dan bisa berubah kapan saja, sesuai kehendakNya," tutur dia dengan logat ngapaknya.
 
Ia juga berniat semampunya akan belajar Alquran dan kitab-kitab agama Islam. Ditegaskan Umam, selama masih dengar suara adzan ia akan berusaha ngaji terus.
 
Selain menuntut ilmu ia juga mencari uang, meski hanya ngamen. Sebab dirinya tidak mau merepotkan Pak Kiai terus menerus.
 
"Mending jual suara berkarya sebisanya, daripada nyuri merugikan orang lain," tegasnya.
 
Senada juga dituturkan Muhtarul Kahfi (18) asal Mertasinga, Cilacap. Setelah hampir satu bulan di pondok ia mengaku sudah betah belajar ilmu agama di desa. Sebelumnya, remaja yang pernah bekerja di Kota Jambi itu, hidup di jalanan hampir satu tahun.
 
Ketika disinggung alasan memilih mondok, Kahfi begitu ia disapa mengatakan, memiliki keinginan kuat untuk berubah. Sebab ia merasa tidak akan selamanya muda terus dan hidup tanpa arah di jalanan.
 
"Usia pasti akan tua, ingin merubah diri," tukas remaja lulusan SMP itu.
 
Sebelumnya Anjal yang pernah menduduki kota Surabaya, Lumajang, Sidoarjo, Gresik, Bali, dan Sumatra itu berniat tidak pulang dan berharap orang tua di rumah ikut mendoakannya. Ia ingin menekuni ilmu agama dan enggan turun lagi di jalan.
 
"Semoga diberikan keberhasilan, untuk keluarga di rumah semoga didoakan," harapnya. [rof/col]