Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Guna kesuksesan di setiap kegiatan, Komunitas APT perlu dukungan stakeholders setempat. Alasannya, saat ini bertahannya dan berkembangnya budaya kampung tempat Komunitas APT berdiri, berasal dari warga dan anggota komunitas itu sendiri. Untuk itu, tidak mungkin budaya yang sudah dilahirkan bisa bertahan tanpa ada dukungan pemerintah maupun para pendahulu.
Menurut salah satu anggota sekaligus penggagas APT, Rudi Hamzah, saat ini perhatian pemerintah setempat dinilai masih kurang peduli. Padahal menurut mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Surabaya itu, dalam membantu dan menjaga kelestarian budaya, campur tangan pemerintah dinilai sangat perlu.
"Saat ini belum ada perhatian dari pemerintah setempat untuk pelestarian budaya yang dilakukan Komunitas APT, baik di sektor kepemudaan maupun sosial kemasyarakatan," ungkap Rudi, sapaan akrabnya.
APT salah satu komunitas pemuda kampung yang masih kental dengan tradisi yang berkembang di masyarakat. Budaya APT saat ini yang terus dipegang teguh seperti peduli kemanusiaan dan kegiatan keagamaan. Budaya tersebut masih dipertahankan, karena menjadi budaya asli kampung Tanggung, Kedungjambangan, Bangilan Tuban.
Ditambahkan Rudi, ia juga berharap generasi penerusnya bisa terus menjaga budaya yang menjadi bagian dari kekayaan aneka ragam budaya di Bumi Wali, sebutan kota Tuban. Budaya khas kampung akan terus dipertahankan dengan sering melibatkan anak-anak untuk ikut serta dalam setiap menggelar kegiatan. Tujuannya, disebutkan Rudi tidak lain agar mereka tahu budaya mereka dan bisa mempertahankan.
"Jika pemerintah maupun pendahulu memberi perhatian dan dukungan, Komunitas APT bisa bersinergi mengembangkan kekayaan budaya yang ada," pungkasnya.[rof/col]