Marak Berita Hoax, Masyarakat Harus Hati-hati

Reporter: Moch. Sudarsono

blokTuban.com - Maraknya kabar atau berita tidak benar alias hoax yang semakin santer tak terbendung, membuat sebagian orang harus lebih cerdas dalam memilah kabar atau berita yang beredar.

Menurut Kapolres Tuban, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fadly Samad, bahwa masyarakat pembaca berita cetak ataupun online harus​ cerdas dalam memilah berita. Jangan sampai berita yang bersifat tendensius dimakan mentah-mentah.

Biasanya, kalau setelah mengkonsumsi berita yang tidak jelas kebenarannya langsung dibagikan atau disebar, ini dapat mengumbar kebencian.

"Sekarang masyarakat harus hati-hati, jangan sembarangan menyebar berita hasutan, sudah ada UU ITE yang akan menindaklanjuti," ujar Fadly sapaan akrabnya saat mengisi diskusi masyarakat Tuban anti hoax di Unirow, Jumat (20/1/2017).

Dandim 0811 Tuban, Letkol Inf Sarwo Supriyo juga menjelaskan, berita hoax sangatlah berbahaya jika dijadikan sumber utama informasi. Sebab, seperti sekarang diketahui, bahwa kericuhan nasional juga salah satu faktornya dipicu oleh media hoax.

"Hoax bisa membuat keadaan menjadi runyam, politik menjadi kacau, jadi harus cerdas dalam memilih berita," tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kominfo, Hery Prasetyo, dia menyatakan, bahwa banyaknya konten berita hoax membuat kementerian terkait harus mengambil langkah solutif agar tidak memperkeruh situasi dan kondisi bernegara.

"Kementerian sudah memblokir beberapa akun yang tidak jelas, sudah banyak website yang diblokir karena berisi berita hoax," tutur mantan Kepala Dinas Pertanian itu.

Sementara itu, Ketua PWI Tuban, Pipit Wibawanto mengungkapkan, generasi muda harus lebih selektif dalam memilah berita. Jangan sampai masyarakat menjadi korban dari berita hoax, terlebih menjadikan berita hoax sebagai sumber utama informasi.

Pria yang juga sebagai wartawan MNC Media grup itu juga berpesan, agar para mahasiswa lebih terbuka dalam mencari perbandingan sumber berita, agar banyak info yang didapat dan mengetahui mana yang benar.

"Mahasiswa harus cerdas dalam memilih sumber berita, jangan sampai menjadikan konten berita hoax sebagai sumber utama," pungkasnya. [nok/rom]