Mbah Muk, Puluhan Tahun Jual Getuk Campur Keliling

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Saat ini, penjual jajanan tradisional keliling desa jarang ditemui. Namun, hal itu tetap ditekuni Mbah Muk, penjual getuk dan klepon keliling di daerah Wotsogo, Kecamatan Jatirogo, Tuban, Jawa Timur.

Ibu empat anak yang memiliki nama lengkap Mukirah itu, tidak peduli zaman sudah modern, ia tetap semangat menjalankan bisnis jualannya yang ia rintis sejak 1972 silam.

"Sudah 35 tahun berjualan getuk campur, ya keliling seperti ini," ucap Mbah Muk saat ditemui blokTuban.com di depan Masjid Jami' Jatirogo, Rabu (18/1/2017).

Mbak Muk dengan satu tampah, rinjing, dan tas berjualan keliling di bawah panasnya terik matahari. Dengan bungkus daun jati dan daun pisang, Mbah Muk meramu getuk bersama klepon, lopis, ketan hitam, emplek-emplek, cetot, dan gendar. Jangan ditanya lagi rasanya, makanan-makanan tradisonal itu bisa membuat lidah kita bergoyang.

Nenek yang tinggal bersama keluarganya di Desa Wotsogo, Kecamatan Jatirogo itu mulai berjualan sekitar pukul 09.30 WIB. Untuk menghabiskan dagangannya, ia sudah biasa mengelingi dua sampai tiga desa dengan jalan kaki.

Hujan, panas dan debu jalanan tak menyurutkan semangatnya mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dari pintu rumah ke rumah, nenek ini bisa menghasilkan uang sekitar Rp200.000 sampai Rp250.000 per hari.

"Biasanya jam satu siang sudah habis dan kembali pulang," kata Mbah Muk dengan mengusap keringat di wajahnya.

Panganan yang berbahan dasar singkong dan umbi-umbian tersebut sengaja disajikan berwarna-warni untuk menghipnotis mata para pembeli. Harganya pun sangat ekonomis, mulai Rp1000 sampai Rp2000 per porsi (bungkus daun).

Sesekali, Mbah Muk juga berangkat ke Pasar Jatirogo. Dengan mengeluarkan receh Rp12.000 ia naik becak pulang pergi, lantaran jarak rumahnya dengan pasar yang tidak dekat.

Dengan tampilan sederhana khas desa, ia bersyukur bisa hidup dari penjualan getuk campurnya tersebut. Meski tenaganya yang sudah tidak lagi kuat seperti saat 40 tahun silam, Mbah Muk masih diberi kesehatan dan masih mampu berjalan hingga 5 kilometer setiap harinya.

"Syukur Alhamdulillah, dengan terbiasa jalan, saya jarang kena sakit," pungkas Mbah Muk, sambil menyiapkan dagangannya untuk melanjutkan penjualan. [rof/col]