Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Keberadaan gas ternyata cukup vital keberadaannya bagi penyediaan listrik nasional, terutama industri listrik. Itu dikatakan langsung oleh General Manager PT Indonesia Power, Unit Pembangkitan (UP) Semarang, Tarwaji, saat kunjungan pimpinan media beserta pejabat dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Selasa (1/11/2016).
Bertempat di ruang Bima, Tambak Lorok, Semarang, Tarwaji menegaskan, jika tahun 1993 sampai 2011 menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, harus dihentikan oleh pemerintah karena dianggap mahal dan boros. Beberapa tahun berhenti padahal posisi mesin siap.
[Baca juga: Visit Distribusi Gas ke PLTGU Tambak Lorok ]
"Setelah itu mulai lagi 14 Mei 2014 mendapat pasokan dari Blok Gundih yang dioperatori PT Pertamina EP Asset 4," katanya.
Pasokan dari Blok Gundih tersebut bisa menjalankan 2 turbin gas dan 22 Agustus 2015 dapat tambahan asal Blok Kepodang wilayah Muria yang dioperatori Petronas Carigali, bisa menjalankan 6 gas turbin, karena kontrak gas sebanyak 116 Million Matric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari (gas).
"Dari Blok Gundih, ada pasokan 50 MMSCFD, jadi totalnya sekitar 164 MMSCFD untuk menggerakkan turbin yang ada di UP Tambak Lorok ini," jelasnya.
Seperti diketahui, gas dari Blok Kepodang ditarik dengan pipa bawah laut sepanjang 209 km di lepas utara Kabupaten Rembang. Sementara dari Blok Gundih sesuai Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) tahun 2014 lalu rutin dialirkan oleh PT Sumber Peterindo Perkasa (SPP) ke Tambak Lorok.
PT SPP yang mengalirkan hingga kini sampai ke Tambaklorok melalui pipa sepanjang 123 kilometer dengan besar 20 inci. Blok Gundih sendiri berada di Desa Sumber, Kecamatan Keradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. [pur/mad]