Reporter: Moch Nur Rofiq, Edy Purnomo
blokTuban.com - Menanam buah jeruk, belum begitu populer bagi sebagian besar petani di wilayah Kabupaten Tuban. Itu karena menanam jeruk selalu identik di wilayah pegunungan nan sejuk seperti di Malang. Petani Desa Mulyorejo, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, menepis anggapan tersebut dan mulai berhasil mengembangkan pertanian jeruk di desa mereka.
Jeruk ditanam dan dibudidayakan di lahan-lahan yang dikelola warga. Sentral penanaman berada di Dusun Trembul sejak tahun 2009 silam. Sekarang sudah bisa dilihat hasilnya, setidaknya lahan seluas 50 hektare di dusun tersebut masih ditanami dengan tanaman jeruk yang produktif sampai sekarang.
Desa Mulyorejo, ternyata menjadi desa percontohan penanaman jeruk di wilayah Kecamatan Singgahan. Pengembangan jeruk di desa ini sudah mulai tahun 2009 dengan diawali 50 hektare. Benih berlabel produksi KPRI Citrus dengan teknologi perbenihan sesuai anjuran itu menjadi pintu sukses keberhasilan budidaya jeruk.
"Alhamdulillah, saat itu dapat bantuan bibit dari pemerintah sehingga jeruk bisa dikembangkan di desa kami," jelas salah satu petani jeruk, Suwoto.
Budidaya jeruk terus dilakukan di Kecamatan Singgahan, khususnya di Desa Mulyorejo. Total penanaman jeruk mencapai 875 hektare sampai akhir tahun 2014. Terbanyak di Desa Mulyorejo yang merupakan wilayah pengembangan pertama di Tuban, telah tertanam di lahan 128 hektare. Bahkan, Kelompok Tani Mulyo sudah memanen jeruk sejak tahun 2013, 2014 dan 2015.
"Memang sudah menjadi wisata berbasis agro. Karena, desa ini menjadi percontohan penanaman dan pengelolaan buah jeruk," kata Kepala Desa (Kades) Mulyorejo, Warwilan.
Meski masih terbilang sebagai desa percontohan, kebun jeruk di desa tersebut mulai mengalami penyusutan. Ada tanaman yang mati, dan juga ada yang hidup namun tidak sampai berbunga. Dari total tanaman seluas 128 hektare di tahun 2014, sekarang sudah jauh berkurang menjadi 50 hektare.
Beruntung, 50 hektare lahan jeruk yang tersisa masih sangat produktif dan bisa menghasilkan antara 250 sampai 300 ton sekali panen. Capaian yang cukup luar biasa, dan menandakan desa ini masih berpotensi besar sebagai sentra budidaya jeruk. Untuk itulah diperlukan pendampingan lebih lanjut buat para petani jeruk. "Ini sangat fantastis bila dikembangkan lagi," tambah Warwilan.
Senada dengan Kades, salah satu pemilik lahan jeruk, Suwardi berharap ada upaya pengembangan lagi, sehingga bisa lebih baik. Meskipun secara mayoritas petani buah jeruk sudah sempat merasakan keuntungan yang besar. "Ditambah lagi pelatihan pengolahan dan pemasaran," pintanya kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Tuban. [rof/pur/col] Bersambung.