Singkong dan aneka jenis umbi-umbian disulap warga Desa Sadang untuk dijadikan snack yang mempunyai nilai jual. Juga ada snack yang dibuat dari bahan jenis kacang dan biji-bijian. Rasanya, tidak kalah enak dengan marning Sadang yang sudah lebih dulu terkenal.
Reporter: Moch Nur Rofiq, Edy Purnomo
blokTuban.com - Marning, atau camilan khas berbahan dasar jagung memang menjadi produk andalan olahan di Desa Sadang, Kecamatan Jatirogo. Proses kreatif warga tidak hanya berhenti di camilan marning. Mereka juga gencar mengolah aneka bahan dari palawija untuk dijadikan camilan.
Baca juga: [Marning Jagung Renyah? Sadang Jatirogo Juaranya]
Singkong dan aneka jenis umbi-umbian disulap warga Desa Sadang untuk dijadikan snack yang mempunyai nilai jual. Juga ada snack yang dibuat dari bahan jenis kacang dan biji-bijian. Rasanya, tidak kalah enak dengan marning Sadang yang sudah lebih dulu terkenal.
“Untuk saat ini bukan marning saja, keripik singkong juga tak kalah enaknya,” jelas Tutik (43), salah satu produsen olahan makanan ringan di desa ini.
Produk olahan selain marning, diakui mulai jadi perburuan para pecinta makanan ringan di Tuban. Pesanan mulai banyak berdatangan dari para pelanggan yang berasal dari penjuru kota. Ada yang dikonsumsi sendiri, juga ada yang dibeli untuk dikemas dan dijual kembali.
"Keripik singkong dan ubi Jatirogo ini saya kemas dan jual lagi ke wilayah Bojonegoro," jelas Dani (33), salah satu penjual makanan ringan.
Potensi besar bukan berarti tidak ada masalah. Perajin makanan ringan dari bahan dasar umbi-umbian di Desa Sadang mengaku kerap kehabisan stok. Kebanyakan pembuat keripik asal Jatirogo ini juga mengandalkan bahan dari para petani singkong di luar Jatirogo. Seperti dari petani di Kecamatan Bangilan dan Kecamatan Kenduruan.
"Kalau hanya menunggu dari petani Jatirogo ya kurang," ujar Bini (44), salah satu produsen keripik singkong yang ada di Kabupaten Tuban.
Pria yang sudah puluhan tahun sebagai pembuat makanan ringan ini menjelaskan, dalam sehari saja ia mampu menghabiskan bahan 80 kilogram (Kg) bahan. Singkong yang dimasak adalah jenis daplang. Jenis singkong yang terkadang harus diperoleh dengan harga cukup tinggi. Rata-rata, bahan singkong 20 kilogram menghasilkan 5 kilogram gadungan.
Sekretaris Desa Sadang, Riyanto mengatakan, dalam satu hari 100 karung berisi 20 kilogram singkong habis diserbu pengrajin. Belum lagi jika mendekati hari raya pasti kebutuhan bahan jadi meningkat signifikan. "Untuk skala kecil industri dalam satu rumah rata-rata menghabiskan empat karung singkong, kalau yang sudah besar ya lebih," tutur Riyanto.
Ada beragam cara penjualan yang dilakukan produsen. Yakni dengan mengolah bahan mentah sampai menjadi kripik siap jual, dan ada yang memproduksi keripik setengah matang. Artinya dari beberapa home industri menjualnya sampai tahap pengeringan saja, kemudian dijual kepada para penggoreng.
"Orang sini menyebutnya gadungan atau keripik setengah jadi," jelasnya.
Produsen membeli singkong seharga Rp1.250 per kilogram, apabila sudah diolah setengah matang (gadungan) maka nilai jual bertambah menjadi Rp9.000 per kilogram. Harga jual akan lebih tinggi lagi menjadi Rp18.000 per kilogram setelah proses penggorengan dan siap konsumsi.
Kepala Desa Sadang, Suci Arini, mengatakan Pemerintah Desa (Pemdes) terus berupaya mengupayakan agar bisnis rumahan di Desa Sadang ini tetap bertahan dan terus berkembang. Caranya dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan pendampingan produsen makanan ringan.
“Hampir 90 persen dari 1319 Kepala keluarga (KK) menjalankan usaha menengah ke bawah, pembuat marning dan keripik,” ungkap kepala desa yang akrab disapa Suci ini.
Harapannya, semoga kehadiran industri keripik di Desa Sadang nanti bisa memikat hati penikmat makanan ringan. Selain itu juga membawa berkah bagi warga yang dapat menampung tenaga kerja. Setiap pemilik industri keripik singkong rata-rata memiliki tenaga kerja paling sedikit dua orang. “Untuk yang masih kecil biasanya dikerjakan oleh satu anggota keluarga sudah cukup,” pungkasnya. Selesai. [rof/pur/col]
Data Desa Sadang, Kecamatan Jatirogo
Luas wilayah: 3,14 Km2
Jumlah penduduk: 4975 jiwa
Batas Desa:
- Sebelah timur: Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo
- Sebelah utara: Desa Kedungmakam, Kecamatan Jatirogo
- Sebelah barat: Desa Besowo, Kecamatan Jatirogo
- Sebelah selatan: Desa Wotsogo, Kecamatan Jatirogo