Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Penurunan kualitas tembakau di kawasan Singgahan dan Senori berpengaruh pada harga jual yang ikut rendah.
Petani di Dusun Plunten, Desa Binangun, Kecamatan Singgahan, Tuban, Suryadi (47) mengatakan, hujan yang terjadi pada musim kemarau basah ini telah merusak kualitas daun tembakau, terutama di bagian bawah.
“Daun satu sampai kelima menguning, karena kelembaban tanah tinggi, hal ini dapat menurunkan kualitas tembakau,” ungkapnya kepada blokTuban.com, Minggu (18/9/2016).
Akibat guyuran hujan secara terus-menerus mengakibatkan kelembaban tanah tinggi. Kerugiannyapun juga tak tanggung-tanggung, harga daun tembakau terendah hingga sampai Rp800 per kilogram.
"Yang telah menguning jelek, jika bagus bisa sampai 1 ton bobotnya," paparnya.
Daun yang bawah kalau masih bisa dipanen bisa dijadikan “dendeng” untuk membuat cerutu, tetapi kalau tidak bisa dimanfaatkan akan dibuang sehingga petani merugi.
Terpisah, Pranoto (35) petani tembakau lain menyebutkan, curah hujan tinggi juga mempengaruhi kadar air pada daun tembakau. Semakin tinggi hujan mengguyur tanaman saat masa pertumbuhan, kadar air makin banyak yang dikandung daun tembakau.
"Akibatnya tembakau tidak bisa dirajang, melainkan harus diopen," jelasnya.
Ia berharap cuaca ke depan semakin baik untuk tanaman tembakau, apalagi saat masa panen nanti membutuhkan panas matahari untuk proses pengeringan.
“Jika panasnya cukup bisa diperkirakan masa panen bisa lebih lama hingga bulan sepuluh,” ucapnya.
Berdasarkan pengamatan blokTuban.com di lapangan, penurunan luas lahan tembakau tersebut kebanyakan di lahan sawah jalur Senori menuju Sembung Parengan.[rof/col]