Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Memasuki masa petik daun tembakau, hasil panen tembakau di daerah Plunten, Binangun, Kecamatan Singgahan, menurun dibanding panen tahun lalu. Iklim yang tidak stabil menyebabkan beberapa tanaman tembako mati sebelum bisa dipetik daunnya.
Tak ayal, keadaan seperti ini membuat sejumlah buruh petik mengalami penurunan kerja. Jika tahun lalu ia bisa bekerja full satu minggu, untuk kali ini bisa seminggu sekali baru petik daun tembakau.
Salah satu buruh petik tembakau, Darsuki (65) mengungkapkan, jika tahun lalu bisa dikatakan jarang pulang ketika panen tembakau, justru sekarang sebaliknya.
"Sekarang malah sering banyak di rumah, ketimbang petik tembakau," tutur kakek tua itu usai mengangkut hasil petikannya.
Surutnya petani tembakau akibat tak berani tanam di musim ini membuat mereka semakin meradang.Seharusnya bulan-bulan seperti ini banyak meraup berkah, kini ia hanya bisa menunggu satu kali seminggu baru bisa bekerja memetik tembakau.
Nasib sama juga dialami Pranoto (35), ia harus menerima pemasukan yang berkurang dari hasil petik daun tembakau di sawah juragannya.
"Jika musimnya panas, petani banyak yang tanam dan job memetik daun tembakau tentu juga melimpah," kata Pranoto sembari menurunkan daun tembakau yang usai dipetik.
Tahun ini menurutnya, banyak petani yang tanam jagung sehingga luasan tanam tembakau berkurang. Jika biasanya di saat panen disibukkan petik tembakau kini ia harus pandai mencari jalan lain.
"Dari upah petik kami bisa meraup upah Rp50.000-Rp60.000 per hari. Bekerja pagi sampai pukul 13.00 WIB," pungkasnya. [rof/col]