Reporter: Moch Nur Rofiq
blokTuban.com - Warga Dusun Tuwiwiyan, Desa Kumpulrejo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, menghadang akses masuk pengeboran Kerja Sama Operasi (KSO) Pertamina PT Tawun Gegunung Energy (TGE) di desa setempat. Mereka mengajukan delapan tuntutan ke operator Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tawun Gegunung.
Tuntutan pertama, warga meminta agar aktivitas PT TGE dihentikan terlebih dulu sebelum ada pemenuhan janji-janji yang diberikan perusahaan. "Pengeboran harus dihentikan dulu, sebelum tuntutan warga dipenuhi," jelas Kepala Desa (Kades) Kumpulrejo, Ahmad Ikhsan.
[Baca juga: Ditawari Hearing di Kantor TGE, Warga Menolak ]
Tuntutan kedua, warga meminta agar kesejahteraan masyarakat diperhatikan perusahaan. Tuntutan ketiga, adanya santunan anak yatim untuk desa setempat. Tuntutan keempat, Karang Taruna meminta agar dipenuhi beberapa permintaan, seperti dukungan kegiatan, perawatan lapangan bola, dan juga lapangan voli.
"Selama ini warga merasa diremehkan dan perusahaan hanya mengumbar janji. Kita juga sering melakukan cara santun dengan mengajukan proposal kegiatan namun tidak pernah diberi bantuan," tegas Slamet, salah satu warga, menjelaskan alasan kenapa warga melakukan aksi penghadangan akses masuk ke wilayah pengeboran Tawun Gegunung.
Tuntutan kelima, adanya perbaikan jalan untuk desa setempat. Keenam, santunan untuk fakir miskin. Ketujuh, bantuan buat tempat ibadah. Dan terakhir adalah perekrutan tenaga kerja semaksimal mungkin buat warga lokal.
"Terkait tenaga kerja kita sudah memberikan data, tapi tidak pernah diwujudkan dan justru mengambil (tenaga kerja) dari luar desa," jelasnya.
PT TGE tampaknya belum bisa menjawab semua tuntutan warga. Perwakilan PT TGE, Rendi, yang ditugaskan menemui warga mengaku perusahaan belum mendapatkan pemberitahuan warga akan menyampaikan sejumlah tuntutan. Meski begitu semua tuntutan tersebut akan disampaikan ke manajemen perusahaan.
"Kita minta diadakan janji pertemuan dengan warga," jelas Rendi. [fiq/ito]