Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Gembol jati adalah penyakit yang menempel pada akar jati yang membentuk tekstur alami dan tidak mungkin sama antara satu dengan lainnya. Keunikan inilah yang membuat akar jati yang terdapat gembol menjadi lebih mahal dan semakin banyak gembol yang menempel dan semakin besar ukurannya maka harganya menjadi berlipat-lipat dari akar jati tersebut.
Kerajinan ini banyak berkembang di kawasan pedesan yang berdekatan dengan hutan seperti di Desa Besowo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Namun, produksi aneka kerajinan dari gembol ini kini sudah terancam punah. Padahal kerajinan dari bahan akar pohon Jati tersebut diklaim masih sangat diminati dan pasarnya terbuka sampai ke Eropa.
"Dalam beberapa bulan terakhir, usaha kami mulai mengalami kemacetan," ujar Sugianto (58), perajin gembol di Desa Besowo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Sabtu (3/9/2016).
Pak Gik, sapaan akrabnya menuturkan, dia dan perajin lain biasanya mendapat bahan baku gembol dari bekas tebangan pohon Jati yang masih tersisa akarnya. Dari akar jati yang berada di hutan-hutan itulah, perekonomian Desa Besowo dan beberapa desa lainnya di Kabupaten Tuban berderap selama ini.
Menurut perajin yang sudah puluhan tahun menggeluti seni gembol itu, kini usahanya mulai diambang gulung tikar, pasalnya banyak pembeli yang beralih ke daerah Blora Jawa Tengah.
"Entah bagaimana nasib kami selanjutnya, jika terus seperti ini," keluh Pak Gik.
Lanjutnya, jikalau kerajinan gembol Desa Besowo masih dianggap menjadi primadona Tuban, ia meminta pemerintah untuk segera turun tangan agar nasibnya tidak terkatung-katung seperti saat ini. Ia juga berharap agar pemerintah mampu memberi terobosan baru untuk kelangsungan ekonomi dunia seni ukir di Bumi Wali, sebutan Kota Tuban.
"Eman banget, usaha yang sudah menembus pasar luar negeri ini jika harus gulung tikar, kita mau makan apa nanti," tandasnya. [rof/rom]
*Gembol jati yang sudah menjadi kursi dan meja serta patung yang mempunyai nilai seni tinggi.