Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Anomali cuaca sering kali membuat repot para petani, tak jarang juga banyak petani merugi akibat gagal panen. Berbeda dengan petani di Desa Sidohasri, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban. Petani di desa tersebut tak mau merugi yang disebabkan cuaca yang tak menentu seperti saat ini.
Untuk menyiasati terpuruknya usaha tanamnya, petani di desa itu memilih tanaman holtikultura. Misalnya seperti terong, cabai, tomat, timun, dan krai.
Salah satu petani, Sunandar (60) asal Dusun Gendori, Desa Sidohasri mengatakan, beberapa bulan terakhir dirinya merasa direpotkan oleh musim kemarau yang disertai hujan itu. Bahkan ia juga sempat gagal menanam terong sebab diterjang banjir luapan kali kening beberapa bulan lalu.
"Sebetulnya sudah waktunya panen terong, tapi di saat berusia 20 hari ludes diterjang banjir," ujar Sunandar kepada blokTuban.com, Sabtu (20/8/2016).
Untuk bangkit dari keterpurukan, petani yang memeliki sawah tadah hujan di bantaran kali kening itu memilih tanam timun, cabai dan krai. Diatas lahan 1/2 hektar ia sudah bisa mulai petik beberapa hari lagi.
"Dua hari lagi saya sudah bisa mulai petik timun," tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Maman (53), petani holtikultura di Desa Sidohasri, Kenduruan. Usai tanam padi kemarin, kini sawahnya ditanami berbagai macam tanaman jenis sayuran.
"Dengat sisten tanam di polibag saya tanam terong, tomat, dan timun," tutur Maman di sawahnya pinggir jalan raya Kenduruan Sabtu siang.
Menurutnya tanaman holtikultura lebih berhasil, daripada ditanami tanaman pala wija. Sebab tanaman di polibag lebih kuat tahan panas dan juga tahan air.[rof/ito]