Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Keberadaan makam Syeikh Abdul Jabbar di atas bukit Nglirip tepatnya di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban menyimpan banyak sejarah di dalamnya. Selain penyebar agama Islam di kawasan Kecamatan tersebut Mbah Jabbar yang mempunyai nama asli Sumoyudo juga merupakan salah satu panglima perang melawan para penjajah.

Dari cerita yang beredar ditelingga masyarakat, sosok Mbah Jabar orang sekitar menyebutnya adalah salah satu musuh besar para kompeni, hal itu dapat dibuktikan dengan adanya tempat yang bernama Kedungbanteng yang berada di sisi utara sumbermata air Kerawak.

Tempat tersebut merupakan pusat persenjataan dan tempat penyimpanan barang-barang kerajaan. Selain itu tempat tersebut juga bukti bahwa Syeikh Abdul Jabbar menggunakan tempat tersebut sebagai tempat pertapaan sekaligus markas agresi Syekh Abdul Jabbar melawan kompeni Belanda.

"Beliau adalah musuh besar kompeni belanda beliau juga merupakan salah satu buronan kompeni," kata mahmudi juru kunci makam Syeikh Abdul Jabbar kepada blokTuban.com.

Selain dikenal sebagai Kekasih Allah (Waliyullah) ia juga merupakan seorang Panglima Perang. Pada saat itu kekalahan pasukan yang dipimpinnya saat melakukan pertempuran dengan pasukan Belanda, membuat ia melarikan diri hingga ke kawasan Jojogan.

Di sinilah ia melakukan aktifitas-aktifitasnya, untuk mengelabuhi pasukan Belanda saat tinggal di Jojogan dengan cerdasnya ia mengganti namanya menjadi Purboyo, jadi disamping dikenal dengan sebutan Syeikh Abdul Jabbar ia juga dikenal sebagai pangeran Purboyo. "Di kawasan
Jojogan, Desa Mulyoagung ia juga dikenal dengan sebutan Pangeran Purboyo, hal itu untuk mengelabuhi tentara Belanda agar tidak mengenalinya," tandasnya.

Selama beberapa tahun tinggal di kawasan tersebut, ia wafat dan dimakamkan di bukit Nglirip Jojogan, tidak hanya itu tanda-tanda kebesaran Allah pun muncul, saat akan dimakamkan jasad syeikh Abdul Jabar mengeluarkan bau harum hingga mengherankan penduduk sekitar.

"Bau harum yang dikeluarkan oleh jasad Syeikh Abdul Jabbar membuat heran para penduduk sekitar bukan hanya itu bau harum yang dikeluarkan tersebut bisa dicium hingga ke luar desa, seperti halnya Desa Tanggir, Tingkis bahkan hingga sampai Kecamatan Senori," pungkas Mahmudi.[hud/col]