Pengirim: *Suantoko
blokTuban.com - Setelah menjelajahi wilayah Mancingan dan menyebarkan agama Islam disana, Syekh Maulana kembali ke Tuban untuk mengemban misi dakwah di Jawa Timur. Beliau di Tuban sampai akhir hayatnya. Kemudian di makamkan di Lingkungan Dondong Kelurahan Gedongombo. Menurut beberapa versi, makam Syekh Maulana Magribi terdapat di beberapa daerah yaitu di Gedongombo, Semanding, Kabupaten Tuban, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Cirebon.
“Versi yang ada bukanlah menjadi suatu halangan untuk mengenang jasa-jasa Syekh Maulana, justru dengan adanya versi-versi itu, mari kita teladani perjuangan siar agama dan kita tingkatkan ibadah kita kepada Gusti Allah,” papar Kamso, juru kunci makam Maulana Ishak Al Magribi di lingkungan Dondong, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Dia menambahkan bahwa makam Syekh Maulana di Kelurahan Gedongombo jarang sekali lengang dari peziarah. Bahkan beberapa orang atau kelompok masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia sudah pernah ke makam Syekh Maulana di Gedongombo, tak terkecuali Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Makam itu juga, pernah diziarahi oleh orang dari negara Yaman secara berkelompok sebanyak enam kali. Satu kali dari Libya dan satu kali dari Lebanon.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasa Syekh Maulana Ishak Al Magribi, setiap tahun diadakan haul oleh Warga Gedongombo. Haul atau dikenal masyarakat dengan ritual Manganan sebagai ungkapan terima kasih, lantaran sampai saat ini karomahnya masih dirasakan oleh warga sekitar, terutama di bidang ekonomi.
Ritual Manganan di makam Syekh Maulana tersebut, biasanya di adakan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk. Pernah satu tahun tidak diadakan pagelaran Wayang Kulit, sumur ada di sekitar makam berdengung suara gamelan lengkap dengan sindennya semalam suntuk. Sebagaimana dikemukakan Mbah Parji, salah satu tokoh masyarakat, bahwa pagelaran Wayang Kulit, tidak semata-mata hiburan masyarakat, tetapi di dalamnya ada nilai-nilai yang wajib dipelajari oleh masyarakat. Oleh karena itu, usai peristiwa itu, sampai saat ini terus diadakan pagelaran Wayang Kulit ketika Haul Makam Syekh Maulana Magribi. (Selesai)
*penulis adalah pegiat budaya dan literasi di Kabupaten Tuban