Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Terhitung tiga tahun sudah pencanangan Tuban sebagai Kota Layak Anak (KLA), namun masih belum maksimal dalam perkembangannya.
Direktur Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR), Nunuk Fauziyah mengatakan, perjalanan Tuban menuju Kota Layak Anak terbilang stagnan atau berjalan di tempat. Sebab keamanan dan kesejahteraan anak belum cukup menciptakan rasa aman di tengah pertumbuhan mereka di Tuban.
"Angka anak putus sekolah dan pekerja anak di Tuban masih terbilang tinggi," kata Nunuk, Selasa (10/5/2016).
Selain itu, beberapa kasus kekerasan terhadap anak, dari pemerkosaan hingga penganiayaan masih kerap ditemukan. Seperti beberapa waktu lalu penganiayaan oleh oknum aparat keamanan pada pelajar sekolah.
"Beberapa indikator perlu dipenuhi, namun implementasi di lapangan belum memenuhi indikator Kota Layak Anak," kata Nunuk kepada blokTuban.com.
Ia menyebutkan, beberapa indikator Kota Layak Anak sedikitnya mampu mensejahterakan anak dari putus sekolah, pekerja anak dan menjauhkan anak dari tindak kekerasan.
"Pemberantasan minuman keras dan Narkoba menjadi salah satu variabel dalam dalam menciptakan Tuban Kota Layak Anak. Akan tetapi, beberapa dinas pemerintahan sejauh ini kurang responsif, sebab masih banyak kausus yang menempatkan anak sebagai korban tindak kekerasan," pungkas Nunuk. [dwi/col]