Pertahankan Rasa, Proses Pengolahan Secara Tradisional

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Semua proses pengolahan rengginang di Dusun Bendo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan, Tuban, masih dilakukan secara tradisonal. Proses diawali dengan pemilihan ketan yang berkualitas baik. Yaitu ketan yang tidak berbau apek dan tidak mengeluarkan bubuk.

Damis, perajin rengginang di Dususn Bendo menuturkan, sebelum diolah, ketan harus direndam selama satu jam supaya lebih empuk. Sambil menunggu rendaman, ia menyiapkan panic (dandang) untuk persiapan mengukus ketan, sekiranya sudah cukup dalam perendaman, ketan itu lalu dikukus selama 30 menit. Tahap selanjutnya, bahan baku ketan dicampur dengan bumbu bawang putih, terasi, dan garam. Setelah itu, kukus kembali ketan hingga satu jam. Hasil kukusan yang sudah dingin lalu dibentuk dalam wujud bulatan pipih untuk selanjutnya dijemur di bawah terik matahari.

[Baca juga: Sidokumpul, Sentra Rengginang Bumi wali]

"Tidak ada yang berbeda dengan yang lain dalam pembuatan rengginang, cukup dengan bahan dan bumbu sederhana yang kami dapat dari orang tua dulu," ujarnya.
 
Saat ditemui, Mak Damis, sedang mengepaki (membungkus) rengginang yang diberi hiasan warna-warni. Menurutnya, kalau ingin membuat rengginang yang warna-warni, ia gunakan pewarna makanan agar tetap menarik dan tetap sehat serta aman untuk dikonsumsi.

"Biasanya orang pesen untuk dikasih warna, biar menarik," kata Mak Damis, sembari mengemas dan menimbang rengginang yang sudah kering.

Untuk saat ini, para perajin rengginang membeli bahan baku yaitu beras ketan putih di pasar Jatirogo, dengan harga 13 ribu per kilogram (kg). Sedangkan Mak Damis sekali beli sebanyak 3 kwintal. Namun, itu bukan patokan harga di pasaran. Sebab menjelang hari raya, musim hajatan, dan perayaan hari tertentu, harga ketan juga akan ikut naik.

[Baca juga: Berharap Punya Merek Paten]
 
Ia juga menambahkan, Kesulitan mendapatkan bahan pokok pasti ada, kendati harga beras ketan kerap tidak stabil. "Pernah kita kesulitan mendapatkan beras ketan," kata Damis saat ditanya. Kendala lain yang menjadi langganan perajin rengginang di Bendo adalah faktor cuaca. Jika musim hujan tiba, para perajin kesulitan untuk mengeringkan rengginang.
 
Sumiati, perajin rengginang lainnya, bilang, jika hujan turun, proses penjemuran rengginang jadi terganggu. Selama ini, perajin memang mengandalkan terik matahari sebagai pengering. Menurutnya, pengeringan rengginang di bawah terik matahari akan lebih bagus hasilnya.
 
"yah, Kalau hujan sering turun ya lama keringnya, bahkan rengginang yang belum kering juga ditumbuhi jamur," ungkapnya. [rof/rom]