Reporter: Mochamadd Nur Rofiq
blokTuban.com - Salah satu camilan tradisional khas masyarakat Bumi Wali adalah rengginang. Camilan ini terbuat dari beras ketan. Ada dua jenis beras ketan yang biasa digunakan sebagai bahan baku rengginang, yakni beras ketan hitam dan putih. Tak ada perbedaan soal rasa dari dua bahan tersebut. Perbedaan paling mencolok hanya terletak pada warna tampilannya saja yang merujuk pada warna bahan baku, yakni hitam dan putih.
Kendati terbilang makanan lawas, kehadiran rengginang tidak pernah tergerus perkembangan zaman. Sampai sekarang, rengginang masih jadi makanan suguhan sebagian masyarakat di acara tertentu, seperti hajatan, syukuran, dan Hari Raya. Malah, kini rengginang semakin mudah ditemui. Maklum, semakin banyak perajin yang menekuni bisnis camilan tersebut.
Seperti yang diungkapkan Triswanto, kepala desa (Kades) Sidokumpul kepada blokTuban.com. Selain tempe, Desa Sidokumpul juga punya produk unggulan industri rumahan, yaitu Rengginang (krecek), yang sudah turun temurun
"Selain di Talok, di Dusun Bendo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan juga banyak dijumpai penduduk yang rata-rata berprofesi sebagai perajin rengginang," terang Pak Kades.
Ketika memasuki Dusun Bendo ini, memang sudah bisa melihat pemandangan seragam. Yaitu, rak-rak panjang untuk menjemur rengginang di hampir semua rumah warga. Pemandangan akan makin menarik jika kunjungan dilakukan pada pagi hari menjelang pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Pasalnya, pada waktu ini, rengginang yang sudah diolah pada pagi harinya mulai dijemur di bawah terik matahari.
"Biasanya saat pagi menjelang siang itu banyak sekali para pengarjin yang menjemur rengginang di halaman rumahnya, dengan menggunakan tampah yang ditaruh di atas ranjang-ranjang," pungkas Triswanto. [rof/rom]