Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Intensitas hujan tinggi selama beberapa hari mengguyur beberapa wilayah di Kecamatan Plumpang. Saat ini, diperkirakan 250 hektar lahan di beberapa desa di kecamatan setempat terendam.
Diketahui, luapan air berasal dari sungai avur yang tidak mampu menampung debit air. Hujan terus menerus selama beberapa hari berturut-turut, menyebabkan air meluber hingga ke persawahan warga. Beberapa bagian lahan persawahan yang tengah ditanami padi tak luput juga ikut terendam.
"Rata-rata tanaman padi masih bisa diselamatkan, yaitu memasuki waktu panen kurang dari dua atau tiga minggu. Beberapa desa diantaranya Bandungrejo, Sembungrejo dan Kedungrejo," ungkap camat Plumpang, Sudarmaji kepada blokTuban.com.
Kecamatan Plumpang, menurut Sudarmaji, merupakan salah satu daerah yang berada diwiliyah rendah. Semisal diguyur hujan, air dari Rengel dan Kecamatan Grabagan akan bermuara di Plumpang, ironisnya ketika air tidak bisa mengalir.
"Karena penyebab paling utama sungai avur Kuwu sabagai tempat pembuangan air tidak bisa menggalir ke bengawan. Alhasil air meluap ke lahan persawahan warga. Jika terus menerus, lahan yang terkena banjir bisa mencapai 400 hektar seperti tahun kemarin," tambah Sudarmaji.
Di desa Plandirejo, tambah Sudarmaji, kemungkinan besar sebagian tanaman padi tidak bisa diselamatkan. "Air bres (menenggelamkan seutuhnya) padi milik warga," kata Sudarmaji.
Sementara itu, informasi dari Kepala Desa Kedungsoko, H. Rahmad mengatakan, lahan persawahan tidak hanya ditanami padi, beberapa tanaman lainnya pun kut terendam banjir.
"Sementara ini lahan di Desa Kedungsoko yang terendam banjir 10 hektar. Sebagian ada tanaman kedelai dan kacang hijau," kata Rahmad. [dwi/rom]