Habis jatuh tertimpa tangga mungkin itu pepatah yang saat ini dirasakan oleh petani Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Hal itu karena terdampak luapan Sungai Bengawan Solo, Senin (11/3/2024).
Banyaknya petani di Kabupaten Tuban yang mengalami gagal panen beberapa hari terakhir ini, langsung mendapatkan respon cepat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban.
Ada cara unik yang dipakai oleh petani di Kabupaten Tuban untuk menjaga tanaman padi mereka, agar tidak dimakan oleh burung pipit.
Musim penghujan umumnya menjadi waktu yang ditunggu para petani untuk menanam padi. Hal tersebut tidak berlaku bagi petani di wilayah Desa Conpreng, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
Hama potong leher sering menyerang tanaman padi petani, pada saat masa tanam di musim penghujan. Pemicunya ialah jamur yang menyebabkan munculnya hama potong leher berkembang biak dengan sangat cepat.
Berbicara tentang sektor pertanian tanaman padi, lahan persawahan Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, juga termasuk wilayah mayoritas penghasil padi dengan kualitas yang bagus. Namun begitu, pada saat kemarau begini, para petani terus merasakan pasokan air yang kian menipis, sehingga mempengaruhi kapasitas tanam padi.
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) merupakan program pemerintah pusat untuk meringankan beban petani. Program bersubsidi tersebut cukup ringan dengan biaya Rp36.000 untuk tiap hektar lahan pertanian.
Antisipasi agar penyakit merah tidak semakin meluas, petani Desa Suciharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban melakukan penyemprotan rutin setiap satu minggu sekali.
Musim tanam tahap tiga kali ini petani di Desa Kumpulrejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban nekat memilih menanam padi, karena terhitung sampai saat ini hujan masih sering mengguyur.
Guna mengantisipasi penyakit pada tanaman padi agar bisa menghasilkan hasil yang maksimal, petani di Desa Nguruan, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban melakukan penyemprotan sejak dini, Selasa (10/5/2016).
