6 Cara Temukan Cinta Sejati dalam Hidup...
Memiliki cinta sejati dalam hidup yang sesungguhnya, tentu tak seperti yang terjadi dalam film-film romantis. Namun, bukan berarti kita tak bisa memilikinya.
Memiliki cinta sejati dalam hidup yang sesungguhnya, tentu tak seperti yang terjadi dalam film-film romantis. Namun, bukan berarti kita tak bisa memilikinya.
Kamu mungkin mengalami kesulitan untuk mencuri perhatian lelaki pujaanmu. Namun, setidaknya ada 10 hal yang bisa kamu lakukan untuk menjadi seseorang yang terlihat menarik, seperti dilansir dari Bolde.
Gaya kita saat bertengkar dengan pasangan bukan cuma bisa memengaruhi langgeng tidaknya hubungan, tapi juga apakah kita akan panjang umur.
Siapa yang pernah mengalami perasaan kepala seperti berputar-putar sesaat berdiri terlalu cepat dari duduk? Ya, berdiri terlalu cepat memang membuat kepala terasa pening. Namun, kita tak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Nadia Sutton, seorang ahli jantung intervensi mengatakan, tingkat bahaya rasa pening di kepala tergantung penyebabnya.
Ketika kita sedang berusaha menurunkan berat badan, hampir semua nasihat dari orang kita percaya agar target cepat tercapai. Sayangnya, seringkali tips atau nasihat itu cuma mitos.
Bicara tentang berkencan, semua orang memiliki pilihan soal pasangan idamannya. Ada wanita yang lebih menyukai pria berkulit gelap, pria dengan selera humor tinggi, dan kriteria lainnya.
Sebagai orang tua kedua bagi murid di sekolah, kami tentu mempunyai peranan besar dalam memberikan bekal ilmu dan bimbingan terstruktur. Terlebih lagi, kami dinilai sebagai sosok yang berpendidikan yang diharapkan mampu mendidik anak bangsa untuk masa depan. Karakter bangsa sangat ditentukan oleh peran guru dalam kedisiplinan mendidik. Mulai dari hal sederhana yang berdampak signifikan bagi karakter siswa.
Ada banyak kesan pertama berasal dari hal-hal yang tidak bisa kontrol, misalnya bau alami tubuh, seimut apa wajah, atau apakah kita pakai kacamata atau tidak.
Karena orangtua sibuk mencari nafkah, jatah untuk bermain dengan anak sering berkurang. Sudah begitu, di rumah pun perhatian orangtua milenial masih terbagi lagi dengan gadget dan media sosial. Padahal, waktu berkualitas bersama anak sangat penting bagi tumbuh kembangnya.
Mungkin kita berpikir bahwa masa liburan adalah momentum yang menyenangkan bagi semua orang. Padahal tidak selamanya begitu. Ternyata hanya sedikit orang dewasa yang merasa puas terhadap liburannya.