Benih atau bibit tanaman jagung memang miliki banyak macam dan jenis, serta karakteristik yang berbeda. Belakangan ini ada lagi benih jenis baru yang ditawarkan petani sekitar perbukitan, antara wilayah Grabagan dan Rengel, yakni benih P36 Bekisar.
Pasca aktivitas tanam Jagung serentak yang bertepatan dengan datangnya musim penghujan di akhir tahun 2018 lalu, kini sejumlah wilayah yang ada di perbukitan Tuban selatan tinggal menghitung waktu.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Tuban, Ali Imron menyayangkan rencana pemerintah yang akam melakukan impor jagung. Sebab, saat ini harga jual jagung cukup tinggi.
Petani di sebagian wilayah Kabupaten Tuban masih setia menunggu hujan, agar bisa menanam padi. Sebab sawah mereka masih kering.
Dari sekian banyak jenis benih jagung yang disediakan pada outlet-outlet dan toko pertanian, benih jagung P32 Singa masih jadi andalan petani jagung di sekitar perbukitan Tuban.
Saat ini harga jagung di Tuban merangkak naik, meski demikian harga jagung di Kabupaten Tuban masih harga termurah se-Jawa Timur.
Sebagian besar tanaman jagung di Kabupaten Tuban memasuki masa panen. Patani dapat bernapas lega, sebab harga jagung saat ini terpantau tinggi.
Petani jagung di Kabupaten Tuban mlakukan uji coba panen menggunakan masin Combine Corn (Kombin Jagung). Teknologi baru tersebut diklaim dapat mempermudah proses panen sekaligus memipil jagung.
Seiring berjalannya akhir masa kemarau, beberapa wilayah desa di Kecamatan Rengel masih berlangsung proses panen hasil tanam ladang. Namun begitu, diantara rasa suka petani memanen hasil tanam terdapat sebuah momok ganjalan sebab ulah oknum tak bertanggungjawab.
Memasuki musim panen kali ini, petani di Desa Sidomukti, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban terpaksa memanen jagung mereka lebih awal karena diserang hama tikus dan kekeringan. Saat ini Kabupaten Tuban tengah dilanda kekeringan hampir sebagian wilayah yang mengalami total 34 desa dari 10 kecamatan.