Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Petani jagung di Kabupaten Tuban mlakukan uji coba panen menggunakan masin Combine Corn (Kombin Jagung). Teknologi baru tersebut diklaim dapat mempermudah proses panen sekaligus memipil jagung.
"Dengan teknologi modern ini, panen lebih cepat, lebih bersih dan langsung sudah jadi jagung pipilan," papar Kepala Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tuban, Murtadji.
Selain itu, petani jagung di Bumi Wali juga melakukan uji coba penggunaan dleyer untuk mempercepat pengeringan. Sehingga waktu dan biaya produksi jagung lebih irit.
"Sesuai hasil di lapangan program ke depan, panen jagung diperlukan alsintan combine dan dleyer (alat pengering)," tandas Murtadji usai memantau panen di Kecamatan Merakurak dan Montong, dan meninjau pemakaian dleyer di Kecamatan Kerek, Selasa (9/10/2018).
Ditambahkan mantan Camat Bancar tersebut, setelah dipanen kurang dari 4 jam jagung harus masuk alat pengering untuk mengurangi kandungan Alfatoksin. Sehingga mutu jagung lebih meningkat dan mutu tawarnya lebih tinggi.
Sebab, saat ini cemaran aflatoksin pada jagung merupakan salah satu masalah utama pada kegiatan pascapanen jagung. Selain kadar air, ternyata aflatoksin cukup signifikan dalam meningkatkan posisi tawar sehingga jagung bisa diterima oleh pabrik pakan.
"Dengan bantuan alat tersebut, jagung bisa kering dengan hanya waktu 8 jam, sehingga kadar air berubah menjadi di bawah 17 (keadaan basah langsung kering)," pungkasnya.
Informasi yang berhasil dihimpun blokTuban.com menyebutkan, panen untuk uji coba pakai combaine dan kandungan Alfatoksin jagung ini dihadiri pejabat Eselon Dua Kementan, Kemendag, dan Kemenko. Selain itu hadir pula tim dari Dirjen Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Jatim serta dari perusahaan susu greenbiel. [rof/ito]