Kepala BPS Tuban: Rendahnya Pendidikan Jadi Faktor Kemiskinan di Tuban
Kepala BPS Tuban: Rendahnya Pendidikan Jadi Faktor Kemiskinan di Tuban
Kepala BPS Tuban: Rendahnya Pendidikan Jadi Faktor Kemiskinan di Tuban
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tuban pada bulan Maret 2024 mencapai 177,25 ribu jiwa, berkurang 6,01 ribu jiwa dibandingkan kondisi Maret 2023 yang sebesar 171,24 ribu jiwa.
Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tuban pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 4,36 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur melaporkan bahwa nilai ekspor Jawa Timur pada bulan April 2024 mencapai USD 1,82 miliar, Sabtu (8/6/2024).
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, pada bulan Mei 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Jawa Timur sebesar 2,83 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,76, Sabtu (8/6/2024).
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Tuban mampu menurunkan empat indikator kemiskinan. Indikator tersebut adalah persentase angka kemiskinan, penurunan jumlah penduduk miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks Keparahan Kemiskinan.
Sensus Pertanian 2023 telah dimulai sejak 1 Juni 2023. Informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa sudah ada 139 ribu warga yang tersensus.
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan Juni 2023 naik 0,36 persen dari 107,39 menjadi 107,78. Kenaikan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,63 persen lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,27 persen.
Seribu lebih petugas sensus pertanian di Kabupaten Tuban mulai bekerja 1 Juni dan akan berakhir pada 31 Juli 2023. Data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), di Tuban terdapat 1.018 petugas lapangan, Rabu (7/6/2023).
Kisaran tanggal 10 – 12 Maret 2023, penulis berkesempatan tugas menjadi narasumber di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan untuk mengisi acara Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pusat sebagai fasilitator nasional (fasnas) jenjang SD.