Data Penduduk Tuban yang Bermasalah Kesehatan Jiwanya
ejumlah masalah sosial di Kabupaten Tuban terus menerus diselesaiakan pemerintah. Salah satunya psikotik (orang dengan gangguan jiwa) yang dipasung.
ejumlah masalah sosial di Kabupaten Tuban terus menerus diselesaiakan pemerintah. Salah satunya psikotik (orang dengan gangguan jiwa) yang dipasung.
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Tujuh belas (17) pataka atau bendera Merah Putih itu sudah meninggalkan Bumi Wali, Senin (15/10/2018) sore lalu, bersamaan dengan berakhirnya rombongan Kirab Satu Negeri menapaki bumi Tuban dan bergeser ke wilayah Jawa Tengah.</span>
‘’Selama kalian masih menginjakkan kaki di muka bumi, akan terus kita KEJAR dan TANGKAP !!!”. Begitu ancaman yang ditebar AKBP Nanang Haryono beberapa hari setelah menginjakkan kaki di Bumi Wali. Ya, perwira polisi asal Bojonegoro ini langsung membuat gebrakan setelah itu.
Gema takbir masih terngiang. Suasana Lebaran masih kental. Ya, 5 hari setelah Lebara. Suasana saling memaafkan itu tiba-tiba dinodai oleh digerebeknya pabrik pembuatan minuman keras (miras) jenis arak di Kecamatan Semanding. Ratusan liter arak siap edar, dan 10.000 liter lebih baceman arak diamankan, berikut perangkat dan alat pembuatannya.
Tidak sabaran. Itulah kata kunci yang diberikan Kepala Dinas Perhubungan Mudji Slamet. Sama seperti AKP Eko Iskandr, Mudji juga menilai banyaknya kecelakaan tersebut akibat human error atau kesalahan manusia.
Angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi membuat jajaran Satlantas Polres Tuban bekerja keras. Upaya yang dilakukan sudah maksimal. Selain gencar dengan sosialisasi berkendara aman dan tertib, Satlantas juga mendirikan pos Therapy Black Spot atau pos pantau yang ditempatkan di wilayah yang rawan kecelakaan lalu lintas.
Jarum sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Itu artinya sudah terlalu siang bagi seorang guru yang masih berada di rumah. Karena itu pula, Linda Sulistyani (25), guru di SMA Al Huda yang berada di bawah yayasan milik Bupati Tuban Fathul Huda terlihat tergesa-gesa.
Sebagai tempat pusat pengendali pemerintahan dan militer, Desa Temayang mempunyai peranan penting dalam kedudukannya dan menentukan bagi keberhasilan perjuangan mempertahankan kemerdekaan negara dan bagsa, khususnya bagi Wehreise Brigade Ronggolawe.
Setelah peristiwa cepat yang terjadi di Sumodikaran, yakni 100 pasukan gerilya belum berhasil melumpuhkan 5 serdadu yang melintas, pada bulan Mei 1949, seksi Dihar dan Supandi mengadakan pertemuan di Wedi.
Kepala Desa Prambonwetan, Suratni, gugur ketika memimpin penghadangan pasukan Belanda di wilayah utara Rengel pada 17 Juli 1949. Selama Agresi Militer Belanda ke II di Tuban, Prambonwetan merupakan daerah penting yang selalu ramai lalu lintas pasukan gerilya.