Dampak Besar EMCL di Lapangan Banyu Urip: Energi, Ekonomi, dan Kesejahteraan

Dampak Besar EMCL di Lapangan Banyu Urip: Energi, Ekonomi, dan Kesejahteraan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com – ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), sebagai operator Lapangan Banyu Urip di bawah pengawasan SKK Migas, terus menunjukkan kinerja luar biasa dalam mendukung ketahanan energi nasional. Sejak beroperasi penuh, Lapangan Banyu Urip telah memberikan kontribusi signifikan bagi negara, baik dalam bentuk produksi minyak mentah yang stabil maupun dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

EMCL juga berkomitmen menjalankan operasi migas yang aman dan ramah lingkungan. Selain berperan dalam produksi energi nasional, perusahaan ini aktif dalam pengembangan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi.

Capaian Operasi EMCL di Lapangan Banyu Urip

Lapangan Banyu Urip merupakan salah satu kontributor terbesar dalam produksi minyak nasional. Dengan kapasitas produksi yang mencapai lebih dari 200.000 barel per hari, lapangan ini menyumbang sekitar 25% dari total produksi minyak nasional. Keberhasilan ini menegaskan peran strategis EMCL dalam menjaga ketahanan energi Indonesia di tengah tantangan global industri minyak dan gas.

"Awalnya direncanakan produksi selama dua tahun, kini telah beroperasi lebih dari lima tahun dengan rata-rata produksi sekitar 200.000 barel per hari. Puncaknya bahkan mencapai sekitar 235.000 barel per hari," ujar External Engagements and Socioeconomic Manager EMCL, Tezhart Elvandiar, Selasa (25/3/2025).

Selain itu, Lapangan Banyu Urip menerapkan standar operasi ketat guna memastikan keberlanjutan produksi dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan kerja. Teknologi mutakhir diterapkan dalam pengelolaan reservoir dan fasilitas produksi agar optimalisasi produksi tetap berjalan tanpa mengabaikan standar operasional terbaik.

Kontribusi EMCL bagi Negara

Sebagai bagian dari proyek strategis nasional, EMCL telah memberikan kontribusi besar kepada negara melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP) serta bagi hasil migas yang berdampak langsung pada anggaran negara. Sejak beroperasi, Lapangan Banyu Urip telah menyumbang pendapatan negara hingga tujuh kali lipat dari investasi awal, dengan potensi mencapai 13 kali lipat.

Selain itu, keterlibatan tenaga kerja lokal menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata EMCL. Ribuan pekerja, baik langsung maupun tidak langsung, terlibat dalam operasi Lapangan Banyu Urip, menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Lebih dari 1.400 perusahaan lokal turut serta dalam mendukung operasional produksi.

Tiga Pilar CSR EMCL: Pendidikan, Kesehatan, dan Pengembangan Ekonomi

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, EMCL menjalankan berbagai program CSR yang berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi. Program ini mencakup wilayah Bojonegoro, Tuban, dan Blora dengan dampak nyata bagi masyarakat.

1. Pendidikan: Meningkatkan Akses dan Kualitas

Sejak 2014, EMCL menjalankan program Pusat Belajar Guru (PBG) di Tuban yang memberikan pelatihan kepada guru dalam mengelola organisasi pendidikan yang kredibel, transparan, dan akuntabel.

Di Bojonegoro, EMCL telah mendukung lebih dari 600 petani di Kecamatan Gayam dan Kalitidu melalui Sekolah Lapangan Pertanian (SLP). Program ini membantu petani menerapkan metode pertanian ekologis yang ramah lingkungan, menekan biaya produksi, dan meningkatkan produktivitas tanah.

Selain itu, EMCL juga memberikan beasiswa serta bantuan fasilitas pendidikan di berbagai sekolah guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah operasinya.

2. Kesehatan: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Lebih dari 1.700 keluarga di sekitar Lapangan Banyu Urip telah menjadi bagian dari program Pusat Informasi Kesehatan (PIK) yang dikembangkan EMCL. Program ini membantu masyarakat mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik serta meningkatkan kesadaran akan pola hidup sehat.

Selain itu, EMCL bekerja sama dengan masyarakat membangun menara air dan fasilitas distribusi air bersih. Dari kolaborasi ini, telah berhasil dibangun jaringan pipa air sepanjang 110 km untuk mendukung kebutuhan air bersih warga.

3. Pengembangan Ekonomi: Mendorong Kemandirian Masyarakat

EMCL juga menjalankan berbagai program pemberdayaan ekonomi yang mendukung usaha kecil dan menengah (UKM). Program ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pelatihan keterampilan, bantuan permodalan, serta pendampingan usaha.

Sebagai bagian dari komitmen membangun fondasi ekonomi, EMCL telah memberdayakan lebih dari 450 usaha kecil di Bojonegoro, Tuban, dan Blora hingga akhir 2024. Selain itu, lebih dari 400 perempuan di berbagai kabupaten telah mendapatkan manfaat dari program pemberdayaan ekonomi ini.

Komitmen Berkelanjutan EMCL di Lapangan Banyu Urip

EMCL berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah operasinya. Dengan kombinasi antara kinerja operasi yang optimal dan program CSR yang berdampak luas, EMCL tidak hanya menjadi pilar ketahanan energi nasional tetapi juga mitra dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bojonegoro, Tuban, dan Blora.

Sebagai salah satu proyek minyak terbesar di Indonesia, Lapangan Banyu Urip diharapkan terus memberikan kontribusi signifikan bagi negara dan masyarakat, membuktikan bahwa industri energi dapat berjalan berdampingan dengan pembangunan sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.