
Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Puluhan warga ring 1 PT. Semen Indonesia menggelar unjuk rasa di Kantor PT. United Tractors Semen Gresik (UtSG) Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban pada Rabu (5/3/2025).
Massa datang sekitar pukul 08.00 Wib membawa kendaraan truk besar lengkap dengan sound sistem dengan pengawalan dari petugas gabungan TNI/Polri.
Pantauan di lokasi demo, di bagian depan dan belakang truk, terbentang baner bertuliskan "Basmi Habis! Lelang Afal PT. UtSG/PT. SIG yang selama ini nepotisme dengan cara sistem pengondisian. Lalu "Berantas Tuntas Lelang Afal PT. UtSG/PT. SIG yang tidak transparansi.
Setelah berorasi, enam perwakilan warga dari beberapa desa diajak mediasi bersama manajemen PT. UtSG. Mediasi berlangsung tertutup dan dikawal oleh TNI/Polri.
Dalam mediasi sempat terjadi pembahasan cukup panjang. Lebih dari 3 jam kedua belah pihak adu argumen, hingga menghasilkan 1 keputusan yang dituangkan dalam komitmen bersama.
Usai mediasi, perwakilan warga Purnomo mengatakan, bahwa inti mediasi hari ini untuk memperbaiki tata kelola lelang di PT. UtSG yang mana kedepannya ketika ada lelang ada dua pihak yang memberitahu warga ring 1.
"PT. UtSG dan Balai Lelang harus memberitahu ke warga kalau ada lelang. Itu keputusan akhir dalam pertemuan ini," ujar Purnomo kepada blokTuban.com.
Purnomo menambahkan, bahwa selama ini tidak ada pemberitahuan. Tiba-tiba Balai lelang menunjuk pemenang dan warga tidak tahu prosesnya. Oleh sebab, itu warga menilai lelang di anak usaha PT. SIG itu tidak transparan.
Warga 5 desa ring 1 meliputi Desa Temandang, Tobo, Tlogowaru, Sumberarum, dan Karanglo menuntut sistem lelang diperbaiki. Utamanya lelang Afal meliputi alat berat dan kendaraan dump truk perusahaan.
Selama tidak transparan, Purnomo mengakui bahwa kerugian yang dialami warga secara materi tidak ada. Namun, sisi lainnya sama-sama merasakan dampak lingkungan perusahaan, tidak semua warga ikut merasakan hasil lelang dan hanya dikuasai oleh sekelompok orang.
"Kalau PT. UtSG melanggar keputusan ini maka warga tak segan menuntut, karena komitmen ini tertulis," beber warga asal Desa Temandang.
Menanggapi unjuk rasa warga, Budi Banyuarsyah selaku Departement Head Corp. SHE, CSR, Security & Comunication UTSG menjelaskan, ke depan perusahaan akan menginformasikan kepada warga jika ada lelang bersama Balai lelang.
"Selama ini perusahaan sudah berusaha transparan dan Balai lelang juga telah menginfokan lewat media massa secara umum sesuai dengan prosedur," sambung Budi.
Sistem lelang selama ini, Budi menambahkan bahwa PT. UtSG memberitahu ke Balai lelang kemudian disampaikan ke masyarakat umum. Jika ada warga yang tidak mendapat info dari Balai lelang, maka itu bukan kewenangan perusahaan.
"Mulai dari pendaftaran hingga pemenang diumumkan itu wewenang Balai lelang. Setelah muncul siapa yang menang, PT. UtSG lepas dan tidak ada hubungan apa-apa, karena lelang sudah dikuasakan kepada Balai lelang," katanya.
Budi merinci nilai lelang Afal tahun ini senilai Rp2,6 Miliar meliputi 37 unit kendaraan alat berat dan dump truk.
[Al/Rof]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published