Reporter : Dwi Rahayu
blokTuban.com - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang kegiatan study tour. Namun, ia meminta agar sekolah-sekolah di Jawa Timur lebih mengutamakan kegiatan tersebut di wilayah Jawa Timur.
Aries menjelaskan bahwa banyak perguruan tinggi di Jawa Timur yang maju dan berkembang serta memiliki lulusan yang berhasil dan sukses, dengan peringkat tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Jika mau study tour bisa fokus di Jatim saja. Ada Unair, UB, ITS, Universitas Jember, UINSA, dan berbagai universitas lainnya yang luar biasa hasil lulusannya," tuturnya dikutip dari keterangan resmi, Minggu (19/5/2024).
Namun, Aries memberikan pengecualian jika memang tidak ada institusi atau program yang sesuai di Jawa Timur. Dalam kasus tersebut, sekolah diperbolehkan melaksanakan study tour di luar daerah asalkan memiliki target dan manfaat yang jelas.
"SOP harus dibuat jelas dan lengkap. Pengawasan dari guru, sekolah harus diperketat dan laporan hingga ke dinas," jelasnya.
"Kami tidak melarang, tapi harus dibuat SOP yang jelas dan lengkap serta pengawasan yang melekat dari guru dan sekolah serta laporan berjenjang sampai ke dinas pendidikan," ucap Aries.
Pembuatan SOP ini harus melibatkan rapat bersama orang tua siswa dan sekolah, penentuan lokasi study tour yang memberikan manfaat bagi siswa dan sekolah, pendanaan, transportasi yang layak jalan dan pengemudi yang kompeten, serta akomodasi selama perjalanan.
Pelaporan juga harus dilakukan berjenjang dari cabang dinas hingga ke bidang SMA/SMK terkait, dan terakhir kepada kepala dinas.
"Terakhir yang terpenting, fokus study tour harus mendapatkan rekomendasi untuk diterima," ujar Aries, yang juga menjabat sebagai Pj Wali Kota Batu.
Aries juga mengimbau agar kegiatan study tour memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terukur, serta tidak bersifat pemaksaan.
"Kalau ada yang keberatan, tidak perlu dipaksa untuk ikut. Yang penting adalah keputusan bersama dan orang tua mengetahui apa saja kegiatan dalam study tour tersebut," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kondisi kendaraan yang digunakan harus layak jalan sesuai hasil pemeriksaan oleh dinas perhubungan setempat, termasuk kondisi kesehatan sopir.
"Jangan sampai ada istilah pemaksaan untuk ikut studi banding. Boleh jika dibantu pihak sekolah," pungkasnya. [Dwi/Ali]