Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Semenjak ramai hengkangnya investor Rusia dari Kilang Tuban, kini PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan keputusan akhir investasi atau Financial Investment Decision (FID) akan selesai di awal 2025.
Saat ini KPI tengah menyiapkan tender untuk paket engineering, procurement, and construction (EPC) dengan anggaran yang sudah keluar kurang lebih US$ 538 juta.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Kamis (21/3/2024) menjelaskan untuk FID paralel. Persiapkan untuk FID prosesnya, sambil nanti menunggu hasil daripada lelang EPC.
"Yang diharapkan sih bisa dalam tahun ini ya hasilnya untuk memastikan final numbers-nya di keekonomian itu seperti apa. Sehingga nanti harusnya di kuartal 1 lah, kuartal 1-2025 atau kuartal 4-2024 ini sudah bisa FID datanya," kata Taufik.
Baca Juga:
Jalan Kilang Tuban Akan Gusur Bangunan Warga, Pertamina Masih Hitung Jumlahnya
Taufik menyampaikan pengeluaran biaya yang sudah dilakukan adalah hampir US$ 538 juta itu untuk lahan dan kegiatan pelaksanaan pekerjaan Front End Engineering Design (FEED).
Nilai investasi untuk Kilang Tuban sendiri totalnya mencapai US$ 21 miliar atau sekitar Rp 315 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$). Kilang Tuban merupakan proyek patungan alias joint venture antara Pertamina (55%) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft (45%).
"GRR Tuban itu lebih besar lagi US$ 21 miliar, jika tidak salah," kata Taufik.
Sebelumnya, PT. Kilang Pertamina Internasional (KPI) membuka peta lokasi (penlok) terkait rencana pembebasan lahan untuk jalan Kilang GRR Tuban dan relokasi SUTT. Setidaknya Pertamina butuh lahan seluas 21.030 M² untuk kedua proyek tersebut.
Sr Officer III Land Acquisition, Evri Marta Risal menyampaikan, pengadaan tanah tersebar pada 5 Desa, yakni Desa Wadung, Sumurgeneng, Remen,Tasikharjo, dan Purworejo dengan luas pengadaan lahan kurang lebih 17.230 m2.
Baca Juga:
Terulangnya Kebakaran di Lahan Kilang Tuban Saat Tim Investigasi Bekerja
Sedangkan pengadaan tanah untuk relokasi butuh lahan kurang lebih 3.800 M². Dengan latar belakang terdapat tower SUTT Existing yang masuk dalam battery limit Kilang Minyak Tuban, sehingga dibutuhkan relokasi berdasarkan aspek safety dan pencegahan petir.
"Ada 5 tower SUTT di RoW eksisting dengan rincian 2 unit tower di lahan Pertamina dan 3 Unit Tower di lahan masyarakat, harus dipindahkan ke RoW baru dengan rincian 2 Unit Tower dibangun di lahan PLTU dan 6 Unit Tower di lahan masyarakat (Desa Kaliuntu)," jelasnya.
Proyek jalan Kilang GRR Tuban diprediksi akan menggusur bangunan milik warga di Kecamatan Jenu. Salah satu bangunan yang masuk dalam peta lokasi pengadaan lahan jalan yaitu sebuah kontrakan di Desa Purworejo, Kecamatan Jenu.
Selain bangunan, sejumlah sumur pompa di Desa yang kini dipimpin oleh Muksamiadi selaku Kades juga terdampak. Muksamiadi mengatakan, bahwa luasan lahan di Purworejo yang akan terkena pengadaan lahan sekitar 13.390 meter persegi.
Data Pertamina, Kilang Tuban berdiri di atas lahan seluas 840 hektare di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Kilang Tuban memiliki total 70 unit dengan 14 unit pengolahan BBM dan 7 unit pengolahan petrokimia, dan sisanya merupakan unit pendukung. [Ali/Dwi]