Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan
blokTuban.com – Bringin merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Desa yang berupa wilayah perbukitan ini memiliki luas sekitar 536 Hektare yang terdiri dari 5 dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Gunung Nolo, Dusun Putuk, Dusun Madu Salam dan Dusun Gunung Katul yang merupakan dusun tertua di Desa Bringin.
Dengan Penduduk yang menghuni Desa Bringin kurang lebih sekitar 2.600 an jiwa dengan jumlah KK 808 yang mana mayoritas warga Desa Bringin berprofesi dan bergantung pada sektor pertanian, Senin (13/11/2023).
Desa Bringin berbatasan langsung dengan Desa Dagangan di sebelah Selatan, Desa Maindu di sebelah Timur, Desa Sumurgung di sebelah Utara dan Perhutani serta Desa Dagangan di sebelah Barat. Desa Bringin sekarang dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama Subandi sejak tahun 2013.
Dibahas mengenai asal mula dan sejarah desa yang mana dipastikan setiap desa juga mempunyai sejarahnya masing – masing, hal ini juga termasuk Desa Bringin yang mana seperti yang dijelaskan oleh Nurwidayat (33) selaku Kaur Keuangan menuturkan bahwa menurut cerita yang beredar yang mana berdasarkan sumber dari nenek moyang terdahulu di Desa Bringin.
Pada zaman dahulu ada seorang pendekar juga seorang pejuang sekaligus yang babat alas Desa Bringin yang bernama Ki Linder Suryonegoro yang juga konon pernah menjadi Bupati Tuban pada zaman dahulu.
Ki Linder Suryonegoro ini terkenal dengan ilmu kanuragannya yang mempunyai ajian samber angin sehingga dia menetap di desa ini sebelum ada namanya sehingga nama Desa Bringin di ambil dari nama ajian tersebut yang bernama Ajian Samber Angin menjadi nama Desa Bringin.
“Ada seorang pendekar tidak lain juga seorang pejuang di Desa Bringin dan yang mencetus atau yang babat Desa Bringin beliaunya adalah Ki Linder Suryonegoro atau dia juga pernah menjadi Bupati Tuban. Dia terkanal dengan ilmu kanuragannya itu punya ajian samber angin sehingga dia menetap di desa ini sebelum ada namanya sehingga namanya di Include kan dari ajian itu yaitu ajian samber angin menjadi Desa Bringin. Dan di setiap pertigaan di Desa Bringin itu ada pohon beringinnya, itu sebagai landasan atau sebagai simbol bahwa desa ini adalah Desa Bringin,” Tutur pria berusia 33 tahun tersebut saat diwawancarai blokTuban.
Selain sejarah desa yang begitu uniknya Desa Bringin juga dikenal dengan pusat peradaban berkembangnya golongan Ahlusunnah Waljamaah di Kecamatan Montong dan juga konon sebagai pendiri NU (Nahdlatul Ulama) pertama kali di Kabupaten Tuban yang didirikan oleh Kiyai Kaprawi dan Mbah Syuhada’.
“Pendiri NU pertama kali di Kabupaten Tuban terbentuknya organisasi pertama di Bringin, Surya pertama di Bringin yang mendirikan namanya Kiyai Kaprawi sama Mbah Syuhada’ dan makamnya ada di Bringin sama dengan Makamnya Ki Linder Suryonegoro Bupati Tuban tadi, agak jauh tapi satu tempat (satu komplek pemakaman),” Tambah Nurwidayat.
Disinggung mengenai tradisi yang masih ada yakni salah satunya berupa kesenian Jidor yakni kesenian dan yang mana biasanya diadakan saat ada orang punya hajatan dan juga ada kesenian Unjung yakni arak – arakan dengan memakai kuda yang biasanya dilakukan saat ada orang sunatan dan biasanya diiringi Jidoran.
Selain itu juga ada tradisi sedekah bumi yang biasanya dilaksanakan pertama yakni di sebuah Sendang atau sumberan pada hari Rabu Pon setelah Panen kemudian hari setelahnya di hari Minggu malam Senin di makam – makam disetiap dusun di antaranya di Dusun Krajan ada Ki Linder Suryonegoro, di Dusun Putuk Mbah Slamet dan di Dusun Madu Salam ada Makam Dowo atau Ki Dowo . yakni semua makam tersebut di Hauli dijadikan satu dan dikirim di Makam Ki Linder Suyonegoro yakni dengan mengadakan pengajian dan tahlilan.
Desa Bringin dikenal mempunyai produk unggulan yakni penghasil Jambu Mente yang terbilang sangat besar yang mana setiap musim mente hampir menghasilkan ber ton – ton jambu mente. Selain itu juga mempunyai produk unggulan lain yakni Sirsak yang dibuat seperti Frozeen Food atau Sirsak beku yang produknya sendiri dikelola oleh Bumdes.
“Sirsak sudah ada brandnya karena dikelola oleh Bumdes, tapi yang berjalanan hanya sirsak beku karena musim kemarau panjang seperti ini bahan bakunya sulir sehingga Bumdes vakum untuk membuat itu,” Tutur Nurwidayat.
Sekedar tambahan, Desa Bringin masih lekat dengan mitos pantangan yakni masih adanya sirian desa atau larangan hari di desa yakni segala acara yang mau melaksanakan pada hari Ahad Pahing warga tidak ada yang berani dikarenakan warga masih percaya bahwa hari ini merupakan hari apes desa.
Selain itu di Desa Bringin ada sebuah tempat yang berada di Dusun Madu salam terdapat sebuah sumber air yang mengeluarkan air asin atau air laut dikarenakan dulu konon pada zaman Belanda pernah dibor dan keluar ikan asin atau air laut. Sumber air tersebut pun masih disedekahi bumi atau manganan dan sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk air minum hewan. [Naw/Ali]