Oleh: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah perayaan yang memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang merupakan tokoh sentral dalam agama Islam. Maulid Nabi Muhammad juga dikenal dengan nama lain seperti Maulid al-Nabi, Milad un Nabi, atau hanya Maulid.
Perayaan ini adalah salah satu dari banyak perayaan agama dalam Islam dan dapat dirayakan dengan berbagai cara di seluruh dunia. Namun, penting untuk dicatat bahwa cara dan tingkat perayaan Maulid Nabi Muhammad bisa bervariasi di berbagai negara dan budaya Islam.
Dalam kitab Fathul Bari karangan al- Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani, seperti dikutip dari Nu Online diceritakan pula bahwa Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa tiap hari senin karena dia gembira atas kelahiran Rasulullah.
Ini membuktikan bahwa bergembira dengan kelahiran Rasulullah memberikan manfaat yang sangat besar, bahkan orang kafirpun dapat merasakannya. [Ibnu Hajar, Fathul Bari, Juz 11, hal 431]. Riwayat senada juga ditulis dalam beberapa kitab hadits di antaranya Shohih Bukhori, Sunan Baihaqi al-Kubra dan Syi`bul Iman. [Maktabah Syamilah, Shahih Bukhari, Juz 7, hal 9, Sunan Baihaqi al-Kubra, Juz 7, hal 9, Syi`bul Iman, Juz 1, hal 443].
Beberapa cara umum yang digunakan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad meliputi:
1. Membaca Sirah Nabawiyah
Umat Islam sering membaca dan mempelajari kehidupan dan sunnah Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Sirah Nabawiyah, selama perayaan ini.
2. Ceramah dan Khutbah
Di banyak masjid, tokoh agama dan cendekiawan Islam memberikan ceramah dan khutbah yang mengingatkan umat Islam tentang pesan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
3. Doa dan Zikir
Umat Islam bisa berdoa, berzikir, dan mengadakan majelis-majelis untuk mengenang Nabi Muhammad SAW.
4. Beramal dan Kegiatan Sosial
Di beberapa tempat, umat Islam juga menggunakan kesempatan ini untuk melakukan kegiatan sosial seperti memberikan makanan kepada yang membutuhkan atau menyelenggarakan acara amal.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammad dengan cara yang sama, dan ada perbedaan pendapat di antara berbagai aliran dalam Islam tentang apakah perayaan ini seharusnya dirayakan dan bagaimana sebaiknya dirayakan.
Beberapa aliran Islam, seperti Salafi, mungkin tidak merayakan Maulid Nabi sama sekali, sementara aliran lain seperti Sunni dan Sufi cenderung merayakannya dengan berbagai tingkat intensitas.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS