Oleh: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Megendalikan amarah saat tersulut emosi bagi umat Muslim penting sekali mengingat wejangan Rasulullah. Marah adalah tipuan setan, dan kita harus berusaha untuk tidak terjebak dalam tipu daya tersebut.
Marah, dalam ilmu psikologi bisa juga menyebabkan seseroang tidak bisa berpikir jernih dan membuat keputusan irasional. Beberapa fator bisa melatarbelakangi salah satunya beban stres, tekanan mental, atau karena depresi.
Dalam sudut pandang Islam menekankan seorang Muslim untuk tidak mudah marah dan emosi. Pasalnya, akibat dari kemarahan akan menimbulkan keburukan yang sangat membahayakan, bahkan bisa menghilangkan nyawa seseorang.
Dalam Al-Qur’an Q.S Ali Imran ayat 133-134, Allah berfirman:
وَسَارÙعÙوا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ مَغْÙÙرَة٠مÙنْ رَبÙّكÙمْ وَجَنَّة٠عَرْضÙهَا السَّمَاوَات٠وَالأرْض٠أÙعÙدَّتْ Ù„ÙلْمÙتَّقÙينَ (١٣٣) الَّذÙينَ ÙŠÙنْÙÙÙ‚Ùونَ ÙÙÙŠ السَّرَّاء٠وَالضَّرَّاء٠وَالْكَاظÙÙ…Ùينَ الْغَيْظَ وَالْعَاÙÙينَ عَن٠النَّاس٠وَاللَّه٠يÙØÙبّ٠الْمÙØْسÙÙ†Ùينَ
Artinya: "Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan."
Untuk itu, Islam memberikan panduan penting terkait bagaimana mengelola emosi dengan bijak.
Pertama Berwudhu
Ketika seseorang tengah marah, dalam salah satu hadits Rasulullah menganjurkan untuk berwudhu. Pasalnya, emosi yang tidak terkendali akan menimbulkan dampak yang buruk yang akan menyebabkan kerugian pihak yang berkaitan.
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Imam Ahmad dan Abu Daud, Nabi bersabda; اÙنَّ الْغَضَبَ Ù…ÙÙ†ÙŽ الشَّيْطَان٠وَالشَّيْطَان٠خÙÙ„ÙÙ‚ÙŽ Ù…ÙÙ†ÙŽ النَّار٠وَاÙنَّمَا يَطْÙَا٠بÙالْمَاء٠النَّارÙ. ÙَاÙذَا غَضَبَ اَØَدÙÙƒÙمْ Ùَالْيَتَوَضَاءْ Artinya: “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api sementara api akan padam ketika terkena air. Maka jika diantara kalian ada yang marah maka berwudu’lah."
Kedua Membaca Taawwudz
Di tengah emosi yang tak terkendali seorang Muslim dianjurkan untuk mengucapka ‘adzubillahi minas syaithonir rojim. Ucapan ini sebagai upaya memohon pertolongan pada Allah, agar emosi yang hadir dalam hati bisa terkontrol, dan tidak menimbulkan dampak yang lebih besar lagi.
Ini sebagaimana dalam hadits yang bersumber dari Imam At-Thabrani,
لَوْ ÙŠÙŽÙ‚Ùوْل اَØَدÙÙ‡Ùمْ اÙذاَ غَضَبَ اَعÙوْذÙبالله٠مÙÙ†ÙŽ الشَّيْطَان٠الرَّجÙيْم٠ذَهَبَ عَنْه٠غَيْظÙÙ‡Ù
Artinya; "Jika salah satu mereka sedang marah lalu mengucap auudzu billahi minasy syaitoonir rojiim maka hilanglah marahnya."
Ketiga, Berdoa dan Mengingat Allah
Dalam Al-Qur'an, Allah berjanji bahwa orang-orang yang beriman dan hati mereka merasa tenang adalah mereka yang ingat kepada-Nya. Saat merasakan emosi yang kuat, mengingat Allah melalui dzikir, doa, dan membaca Al-Qur'an dapat membantu menenangkan pikiran dan hati.
ÙŠÙŽÙ‚Ùوْل٠اللّٰه٠اÙبْن اَدَمَ اÙذْكÙرْنÙÛŒ ØÙيْنَ تَغْضَب اَذْكÙرÙÙƒÙŽ ØÙيْنَ اَغْضَب
Artinya; "Allah berfirman: “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku saat engkau marah, Aku akan mengingatmu saat Aku marah.”
Keempat, Mengendalikan Diri
Mengendalikan diri merupakan keterampilan emosional yang penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan produktif dengan orang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengambil napas dalam untuk menenangkan sistem saraf. Ketika Anda merasa marah, hentikan diri sejenak dan ambil napas dalam-dalam.
Dalam sebuah riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda, tentang pentingnya mengendalikan diri saat marah. Pasalnya, orang melakukan yang demikian termasuk orang yang kuat. Nabi bersabda:
عَنْ أَبÙÙŠ Ù‡Ùرَيْرَةَ رَضÙÙŠÙŽ اللَّه٠عَنْه٠أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدÙيد٠بÙالصّÙرَعَة٠إÙنَّمَا الشَّدÙيد٠الَّذÙÙŠ يَمْلÙÙƒÙ Ù†ÙŽÙْسَه٠عÙنْدَ الْغَضَبÙ
Artinya; "Dari Abu Hurairah, semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Bukanlah orang yang kuat itu karena kekuatan fisik. Sesungguhnya yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya saat marah."
Penting untuk diingat bahwa menahan marah bukan berarti kita tidak boleh menyuarakan ketidakpuasan atau melawan ketidakadilan. Namun, penting untuk melakukannya dengan cara yang bijak, adil, dan tanpa merusak hubungan sosial atau kebahagiaan diri sendiri.
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS