Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang banyak digandrungi oleh masyarakat. Pasalnya, selain aman dikomsumsi rasanya juga tidak bisa diragukan lagi.
Pada pembudidayaan jamur tiram, biasanya tumbuhan satu ini dapat berkembang dan tumbuh dengan baik, pada suhu yang relatif rendah dan juga unsur kelembaban udara yang tinggi.
Tak heran, pada musim kemarau ekstrem saat ini, perawatan pada jamur tiram harus lebih diperhatikan lagi, agar pertumbuhan dan produktivitas jamur dapat bertumbuh dengan maksimal.
Salah seorang pembudidaya jamur tiram di Kabupaten Tuban, Isma Alfiatus Shofi mengatakan pada musim kemarau ekstra seperti saat ini, kunci pembudidayaam jamur tiram berada pada penyiraman.
"Kalau musim kemarau, dalam penyiramannya harus maksimal," ujarnya kepada blokTuban.com saat dikonfirmasi, Jumat (22/9/2023).
Dalam satu hari, lanjutnya, baglog jamur tiram, harus disiram kurang lebih sebanyak tiga kali. Hal itu, tentu berbanding terbalik dengan kondisi pada saat musim penghujan. Sebab, jika musim penghujan datang, jamur hanya perlu disiram satu kali dalam sehari, lantaran suhu udaranya lembab.
Apabila pada musim kemarau jamur tiram tidak mendapatkan penyiraman yang cukup, perempuan asal Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban ini mengungkapkan jika pertumbuhan jamur tiram tidak akan bisa maksimal.
"Biasanya penyiraman tiga kali, tapi bisa lebih jauh tergantung keadaan yang ada di daerahnya masing-masing, yang terpenting penyiramna harus maksimal," katanya.
Pada umumnya, jamur tiram pinhed atau bakal buah jamur tidak mendapatkan penyiraman secara maksimal, akan sulit untuk tumbuh dan kering atau bahkan mati, sehingga tidak bisa untuk dipanen
Tidak hanya itu saja, Atus sapaan akrabnya, juga menambahkan bahwa permukaan baglog jamur, juga kering sehingga pertumbuhan jamur akan menjadi sulit.
"Kalau kurang penyiraman, pertumbuhan jamur tiram tidak maksimal atau ukurannya kecil. Selain itu juga kondisi baglog menjadi kering, jadi misilium sulit tumbuh di permukaan yang kering," bebernya.
Oleh karena itu, perempuan lulusan Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan ini, menyarankan agar pembudidaya jamur tiram, hendaknya melihat suhu maksimum udara yang ada dilingkungan budidaya jamur. [Sav/Dwi]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS