Antisipasi Dampak Penguatan El Nino, Wapres RI : Stok Beras Cukup

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Menghadapi puncak penguatan fenomena El Nino, yang diprediksi akan terjadi pada Bulan Agustus hingga September 2023 ini, Pemerintah Republik Indonesia (RI) telah menyiapkan berbagai antisipasi, guna menghadapi dampak yang akan terjadi. Salah satunya ialah ancaman krisis pangan.

Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin menyampaikan jika pihaknya telah mengantisipasi, adanya fenomena El Nino yang membuat musim kemarau tahun ini, menjadi lebih kering dan panjang. Jumat (11/8/2023)

“Pemerintah sudah mengantisipasi tentang adanya El Nino ini dan sudah disiapkan, instrument-instrumennya untuk mengatasi,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Tuban.  

Adapun antisipasi tersebut, lanjutnya, yaitu dengan cara melakukan percepatan penanaman padi di daerah-daerah yang saat ini masih bisa ditanami. Seperti halnya di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, ataupun Sumatera Selatan.

Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan stok Bulog, serta telah mengimport beras ke negara lain, untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan dalam menghadapi El Nino ini.

“Kita sudah menyiapkan stok Bulog, maupun stok yang harus diambil dari masyarakat. Kita juga sudah memesan beras untuk di import untuk mengantisipasi,” jelasnya.

Dengan demikian, maka orang nomor dua di Indonesia ini memperkirakan bahwa stok beras di Indonesia cukup, dalam menghadapi dampak dari penguatan fenomena El Nino tersebut.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Tuban, Eko Julianto mengatakan adanya peguatan El Nino ini, juga bisa berdampak pada gangguan musim tanam.

“Perubahan kondisi cuaca, dapat mengganggu musim tanam dan mengubah pola cuaca yang biasanya terjadi. Perubahan ini yang dapat menyebabkan penundaan pada penanaman tanaman, penurunan luas tanam atau bahkan kegagalan panen,” katanya.

Selain itu, El Nino juga dapat berpotensi membuat kualitas panen menjadi turun. Penyebabnya, lantaran suhu udara yang tinggi, serta kurangnya pasokan air. Sehingga kualitas tanaman yang akan dipanen akab mengalami penurunan.

“Dalam hal ini bisa saja hasil panen seperti buah atau sayuran, menjadi lebih kecil, rasanya kurang enak, dan kualitas yang buruk secara keseluruhan,” imbuhnya. [Sav/Dwi]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS