Oleh : Ikhwan Fahrudin*
blokTuban.com - Kisaran tanggal 10 – 12 Maret 2023, penulis berkesempatan tugas menjadi narasumber di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan untuk mengisi acara Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pusat sebagai fasilitator nasional (fasnas) jenjang SD.
Penulis selama tiga hari di Botta Tua yang khas marning ini. Dalam rentang waktu ini penulis diajak berkeliling ke beberapa titik wisata oleh panitia setempat. Dalam tulisan ini, akan membahas Pantai Seruni di Bantaeng yang kini menjadi kawasan ekonomi andalan yang mampu menggerakkan roda kesejahteraan warga. Bisa dibilang, Pantai Seruni menjadi ikon dari Kabupaten Bantaeng.
Pemandangannya yang indah, serta suasana yang nyaman menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Pantai Seruni berlokasi di Jalan Poros Bulukumba, Bantaeng, Bulukumba. Pantai Seruni ini merupakan kawasan hasil reklamasi sepanjang kurang lebih satu setengah kilometer. Dulu pantai ini kumuh, tak menarik, bahkan, menurut masyarakat setempat, menyeramkan. Oleh Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, pantai ini disulap jadi rapi dan cantik.
Botta Tua terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut. Batas-batas wilayah kabupaten ini di sebelah utara Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai, Selatan Kabupaten Jeneponto dan Laut Flores.
Pantai Seruni dijadikan primadona oleh Kabupaten Bantaeng, keindahan panorama serta segarnya deru ombak pada pantai mampu memberikan ketenangan bagi siapa saja yang datang berkunjung. Airnya jernih dengan banyak dimanfaatkan petani rumput laut yang menghasilkan cuan. Pengunjung bisa menikmati keindahan matahari terbenam, ditemani dengan hidangan yang lezat pada pinggir pantai.
Sejauh penulis amati di pantai ini ada Alun-alun Bantaeng, rumah sakit kelas internasional RSUD Prof Dr Andi Makkatutu, area bermain anak-anak, nonkrong anak muda, hotel, sarana olahraga, restoran yang dibangun di atas laut. Restoran ini merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Awalnya mau dibangun di dekat pelabuhan, namun Bupati Nurdin usul agar dibangun di Pantai Seruni, agar ramai banyak pembeli.
Berseberangan jalan dengan restoran itu, deretan warung tenda berjejer menjajakan berbagai jenis makanan, booth container UMKM, mulai dari seafood hingga pisang epe, cemilan khas Sulawesi Selatan. Motor dan mobil pengunjung yang datang dibangun di pantai ini, di atas tanah hasil reklamasi. Hampir setiap stand usaha ada pembeli yang meikmati hidangannya di akhir pekan.
Para pedagang yang berjualan juga tak dipungut biaya oleh Pemkab Bantaeng. Tempat disediakan, air dan listrik difasilitasi, tapi tak dipungut biaya sama sekali. Bupati Nurdin mengatakan wilayah pantai ini penting untuk kebahagiaan warga. Profesor Agrikultur ini menyebut Bantaeng kini jadi kian romantis dengan makin banyaknya ruang publik. Tingkat kebahagiaan warga pun meningkat.
Menurut Nur Rahmah, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, dalam karya tulis berjudul “Dampak Reklamasi Pantai Seruni Terhadap Aktivitas Ekonomi Masyarakat Sekitar Di Kabupaten Bantaeng” menyatakan Pantai Seruni telah menjadi pantai yang menarik pengunjung paling banyak. Berdasarkan survei data primer menunjukkan bahwa sekitar 2.398 orang/bulan dibandingkan dengan pengunjung pantai Marina yaitu 2.228 orang/bulan dan pantai Lamalaka 512 orang/bulan.
Selain itu, Pantai Seruni pada tahun 2008, yang merupakan kawasan rawa setelah dilakukan reklamasi seluas 7,07 Ha pada tahun 2010, kawasan rawa tersebut difungsikan menjadi ruang publik dan kawasan rekreasi masyarakat. Setelah Pantai Seruni mulai digunakan pada tahun 2011, berdasarkan hasil survei data primer terjadi perubahan fungsi hunian menjadi fungsi perdagangan khususnya di sepanjang Jalan Seruni berupa rumah makan dan jasa lainnya sebanyak 18 unit, sebagai penunjang kawasan wisata tersebut.
Sedangkan untuk keberadaan kuliner Pantai Seruni memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Dulunya masyarakat sekitar mendapatkan penghasilan rata-rata Rp.500.000/bulan, namun setelah adanya reklamasi pada Pantai Seruni menjadikan pantai lebih tertata, rapi dan bersih yang menjadi inspirasi masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka sehingga penghasilan mereka bertambah dengan rata-rata penghasilan mereka menjadi Rp.3.000.000 hingga Rp.5.000.000/bulan.
Pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat yang berdagang di sekitar pantai meningkat pesat terutama akhir pekan atau ada acara-acara tertentu. Wisatawan yang berkunjung sangat dimanjakan dengan fasilitas yang disediakan sehingga jumlah wisatawan terus bertambah, maka seiring berjalannya waktu pedagang yang ada di Pantai Seruni juga bertambah banyak tingkat persaingan untuk menarik minat wisatawan semakin tinggi, sehingga para pedagang harus pandai berfikir kreatif untuk menarik banyak pelanggan.
Perubahan yang terjadi pada Pantai Seruni dalam hal ini dilakukan reklamasi dengan harapan akan menjadi lebih baik. Dari beberapa penuturan masyarakat, dalam hal ini beberapa informan penelitian, mengenai dampak reklamasi Pantai Seruni pada aktivitas ekonomi masyarakat berdampak positif bagi kehidupan ekonomi terutama dalam peningkatan pendapatan masyarakat sekitar pantai, memberi peluang pekerjaan, sekaligus sebagai alat untuk mengembangkan usaha dan mampu meningkatkan taraf/kesejahteraan hidup masyarakat.
Pantai Tuban sebagai Destinasi Wisata
Jika Pantai Tuban menurut hemat penulis sangat potensial dikembangkan sebagai objek wisata unggulan di kabupaten barat wilayah Jawa Timur ini. Entah waktu dekat ini atau jangka panjang ke depan. Sebab, Pantai Tuban memiliki nuansa keindahan alam yang menjadi daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara. Menurut saya yang cocok di sepanjang Pantai Timur Terminal Kambang Putih – RS Muhammadiyah Tuban. Lokasi ini mirip apa yang ada di Pantai Seruni. Terlbih di area ini ada Klenteng Kwan Sing Bio yang notabene terbesar di Asia Tenggara. Bangunannya terbilang megah dengan luas sekitar 4 hektare.
Dilansir dari Jawa Pos, Tuban era kepemimpinan Bupati Aditya Halindra Faridzky selama hampir dua tahun ini menunjukkan lompatan signifikan dan konsisten. Setelah naik 3,00 persen atau tumbuh hampir 9 persen di 2021 dari sebelumnya minus 5,85 persen pada 2020.
Pertumbuhan ekonomi Bumi Ronggolawe selama 2022—yang baru saja dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) kembali menunjukkan tren peningkatan signifikan. Merujuk data Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur 2022 yang dirilis BPS, PDRB Kabupaten Tuban tumbuh 5,88 persan atau dari 3,00 persen menjadi 8,88 persen.
Membanggakannya lagi, pertumbuhan ekonomi di Kota Legen ini tertinggi se-Jatim menggeser Mojokerto yang tahun lalu menempati peringkat pertama dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,79 persen.
Tak hanya menjadi nomor wahid dari 38 kabupaten/kota se-Jatim, pertumbuhan ekonomi Tuban juga melampaui provinsi dan nasional. Merujuk data BPS, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur pada 2022 sebesar 5,34 persen, dan nasional 5,31 persen. Jika ada kawasan wisata pantai, penulis kira akan semakin bertambah pertumbuhan ekonominya.
Akan tetapi, Pantai Gardu Laut Tuban harus ditata dan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung sebagaimana halnya objek wisata lainnya. Sarana dan prasarana yang mesti dibangun di pantai ini fasilitas umum yang memadai. Penataan pelaku usaha perlu dilakukan untuk menambah kenyamanan pengunjung. View bisa sunset yang amat indah.
Terlebih Tuban hari ini telah proses membangun rest area di bekas terminal lama. Pantai gardu laut ini juga telah selesai dibangun trotoar yang bagus dengan bebas pedagang kaki lima. Pengembangan Pantai Salido bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar daerah, dan juga meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Jika kita menilik reklamasi negara yang telah berhasil yang seperti Singapura, negara kecil ini telah memperluas wilayahnya hingga 710 km persegi dengan reklamasi. Perluasan wilayah ini dilakukan sesuai dengan Concept Plan pada 2001. Tujuannya, antara lain untuk menambah kawasan perumahan, industri dan rekreasi.
Menurut Singapore Tourism Board ( STB) mencatat sepanjang tahun 2022, kunjungan wisatawan Indonesia saja ke Singapura sepanjang 2022 tercatat tertinggi dengan 1,1 juta wisatawan. Berikutnya Dubai, sahabat kenal Palm Islands? Pulau berbentuk palem di Dubai itu dibentuk dengan reklamasi pantai. Pulau ini diciptakan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum dengan tujuan meningkatkan kepariwisataan di negara itu.
Ada lagi, Korea Selatan tercatat lebih sekali mereklamasi pantainya. Hasilnya tercipta daratan Song Do yang berada di pantai barat semenanjung Korea. Song Do ini memiliki luas keseluruhan 38.000 hektare, yang dibagi menjadi 3 (tiga) zona, yakni resort, Bandara Internasional Incheon, dan kawasan industri.
Indikator keberhasilannya nampak dari Bandar Udara Internasional Incheon yang menjadi salah satu yang terbesar di Asia. Bandara ini menggantikan Bandar Udara Internasional Gimpo.
Ada lagi di Jepang, telah melakukan reklamasi di Kansai di Kyoto, Jepang. Kawasan reklamasi ini dimanfaatkan sebagai perluasan pelabuhan laut dan perluasan Bandara Internasional Kansai.
Kawasan ini memiliki luas kira-kira 10 kilometer persegi (panjang 4 km dan lebar 2,5 km), sebenarnya memiliki potensi kegempaan dan serangan badai (thypoons). Namun para ahli berusaha meminimalkan dampak dengan melakukan rekayasa teknologi. [*Ali]
*Ketua IGI Kab. Tuban, Fasnas POP Kemendikbud Ristek RI dan IGI Pusat, guru di Al Uswah Tuban
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS