Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com - Sejumlah peternak dan juga pedagang sapi di Kabupaten Tuban, mengeluhkan harga sapi yang cenderung mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir ini. Akibatnya, peternak mengalami kerugian.
Hal tersebut, salah satunya dikeluhkan oleh Kamto, peternak sekaligus pedagang sapi yang tinggal di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Menurutnya, merosotnya harga jual sapi di Kabupaten Tuban, lantaran kembali melonjaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Peternak sekarang susah mbak, karena harga sapi turun banyak sekali sekarang. Jadi ibaratnya sekarang rugi mau jual sapi, karena belinya mahal tapi jualnya murah. Tapi mau bagaimana lagi kalau memang sudah mepet kebutuhan," keluhnya kepada blokTuban.com saat ditemui dikawasan Pasar Hewan Tuban, Minggu (5/3/2023).
Selain faktor Lumpy Skin Disease (LSD) dan PMK yang kembali merebak di Kabupaten Tuban, pria ramah ini juga mengaku jika kemerosotan harga jual sapi tersebut, disebabkan lantaran kondisi ekonomi masyarakat yang kurang stabil.
Oleh karena itu, jarang masyarakat yang mencari atau membeli sapi. Sehingga kondisi itu berpengaruh terhadap harga pasaran dari hewan berkuku belah tersebut.
"PMK juga berpengaruh karena orang mau beli ke pasar juga takut, biasanya sapi yang harga Rp10 juta misalnya sekarang jadi Rp7 juta atau Rp7,5 juta jadi turunnya memang banyak," katanya.
Dengan demikian, ia berharap agar harga jual sapi di Bumi Ronggolawe kembali stabil seperti sedia. Sebab, pertumbuhan ekonomi peternak dapat kembali meningkat dari saat ini.
"Kalau begini terus bisa mati pedagang dan juga peternak, yang dulu belinya mahal tapi sekarang butuh uang mau jual malah harganya merosot," imbuhnya. [Sav/Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS