Reporter : Muhammad Nurkholis
blokTuban.com – Wayang Krucil telah tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Kabupaten Tuban, ternyata selain sebagai hiburan masyarakat ternyata pementasan wayang krucil juga memiliki tujuan tertentu.
Wayang krucil sendiri adalah sebuah wayang yang terbuat dari kayu dan tangan dari kulit hewan dalam pementasan wayang Krucil identik dengan cerita panji.
Menurut Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Tuban Sumardi pementasan wayang krucil sendiri selain sebagai hiburan juga digunakan sebagai ruwat diri atau membersihkan desa.
“Biasanya dalam pementasannya itu digunakan sebagai ruwet diri atau bersih desa, dan biasa orang Tuban menyebutnya manganan,” ujar Kabid Kebudayaan Disbudporapar Kabupaten Tuban Sumardi kepada blokTuban.com, Minggu (5/02/2023).
Baca juga:
Sejarah dan Perkembangan Wayang Krucil Asli Tuban
Dalam pementasan wayang krucil sebagai media ruwat diri atau bersih desa, biasanya ada ritual-ritual khusus yang dijalani oleh dalang wayang krucil atau masyarakat, serta tidak bisa semua dalang bisa melakukan ruwat.
Tidak semua pementasan wayang krucil juga sebagai media ruwat, ada beberapa orang yang memang menggelar pementasan wayang krucil sebagai hiburan kesenian di tengah masyarakat.
Sampai saat ini ada beberapa kecamatan di Kabupaten Tuban yang masih sering mengadakan atau menggelar pementasan wayang krucil yaitu di Kecamatan Kerek, Parengan dan Merakurak.
“Ada tiga wilayah yang masih sering menggelar pementasan wayang krucil seperti Kerek, Parengan dan Merakurak,” bebernya.
Disinggung soal minat masyarakat tuban terkait tontonan wayang krucil Sumardi menjelaskan bahwa ada beberapa dalang yang mengisi hingga 40 kali pementasan dalam satu bulan 30 hari. [Nur/Ali]
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS