Begini Keseharian Sujianto, Pembuat Perahu Handal Asal Tuban yang Dilirik Jepara

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com – Sebagai negara maritim, Indonesia tak pernah kehabisan pengrajin perahu/kapal. Namun, tahukan kalian seperti apa keseharian mereka berjuang untuk menghidupi keluarganya. 

Selain memiliki garis pantai sepanjang 65 Kilometer, Kabupaten Tuban juga menjadi salah satu daerah yang dilalui Sungai Bengawan Solo. Tak heran jika lahir pengrajin perahu bernama Sujianto yang berdomisili di Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang.

Berawal dari kebingungan mencari pendapatan tambahan, Sujianto kini dikenal sebagai pembuat perahu kayu untuk para nelayan menangkap ikan. Dulu saat masih menjadi nelayan, hasilnya hanya pas-pasan untuk makan. 

Dia lalu kepikiran membuat perahu, berbekal ilmu dan pengalaman dari kakek dan ayahnya. Di Dusun Ngeblek, Desa Kebomlati itulah perahu pertamanya dibuat. Keterbatasan modal tak membuatnya kendor. Perahu bekas miliknya langsung direnovasi, meskipun harganya murah tapi cukup lumayan untuk modal membuat perahu baru. 

“Saya awalnya merintis dari perahu bekas dari 2002 hingga 2014, dan dari 2014 saya mulai merintis untuk membuat Alhamdulilah kok laku hingga saat ini,” ujar Sujianto (49) kepada blokTuban.com, Jumat (13/01/2023).

Baca juga:

Desa Kebomlati Sentra Kerajinan Bambu di Tuban, Hasilkan Berbagai Alat Rumah Tangga

Perahu pertama buatannya berukuran 1x8 meter. Waktu itu, dibeli oleh nelayan asal Kecamatan/Kabupaten Gresik dengan harga Rp7,5 juta. Dia sangat gembira, meskipun modalnya pinjaman bank ditambah hasil jual perahu bekasnya. 

Sujianto menceritakan, bahwa dia ingat bahwa jual beli perahu telah ia lakoni sejak bersama kakeknya yang juga seorang pembuat perahu. Pria kelahiran 1973 ini sejak kecil sudah ikut ayahnya mengantarkan pesanan perahu buatan kakeknya. 

Semenjak kakeknya meninggal, tak ada lagi yang meneruskan membuat perahu dan ia pun hanya fokus mencari ikan saja. Meskipun ia sudah diajari kakeknya cara membuat perahu, waktu itu ia masih ragu dan lebih memilih sebagai nelayan biasa. 

Sehari-hari, Sujianto terus fokus menyelesaikan perahu pesanan kliennya. Perahu buatannya dikenal awet hingga 20 tahun lamanya, asalkan dibersihkan dan dirawat dengan benar. 

Untuk perahu dengan panjang 7 meter dengan lebar 90 centimeter (cm) ia mematok dengan harga Rp.7.500.000. Sedangkan untuk perahu dengan panjang 8 atau 9 meter dan lebar 1 meter di bandrol dengan harga Rp. 10.000.000. 

Sementara, untuk perahu yang paling besar ukuran panjang 12 meter dengan lebar 2 setengah meter ia bandrol dengan harga Rp10.000.000. Selain nelayan dan petani sekitaran Kecamatan Plumpang, perahu buatannya juga diminati nelayan asal wilayah Bojonegoro, Lamongan, Gresik bahkan paling jauh Jepara.

Dalam membuat perahu ada syarat yang harus dipenuhi seperti bahan baku. Bahan utama ialan kayu jati yang sudah tua dengan umur minimal 15 tahun. Biasanya dirinya mendapatkan kayu gelondongan dari wilayah Tuban dan potong di tempat pembuatan perahu miliknya.

“Untuk kayu harus kayu jati, kalau gak kayu jati gak bisa,” ujarnya.

Dengan bantuan anak laki-lakinya dan satu orang pekerjanya, Sujianto butuh waktu 3 hari untuk menyelesaikan satu unit peahu. Sedangkan jika pembuatannya bersama finishingnya membutuhkan waktu seminggu. 

Cepatnya pembuatan menurutnya dikarenakan saat ini sudah ada alat-alat yang bisa memudahkan pengerjaannya seperti pasah elektrik, gergaji mesin dan lain-lain. Dari sekian proses, ia bercerita bahwa proses terlama pada saat pendempulan sela-sela perahu. Proses ini harus teliti karena salah sedikit berakibat kebocoran perahu saat digunakan. 

Adapun keunggulan perahu kayu dibandingkan perahu dari PVC, yaitu perahu kayu tidak mudah oleng saat dihempas gelombang.

“Jika perawatan bagus seperti usai dipakai saat musim penghujan (rendheng) diangkat ke daratan dan di taruh di tempat yang rindang bahkan bertahan hingga 20 tahun,” jelasnya. 

Untuk pemasaran perahunya, ia tak pernah memasarkan perahu buatannya di media sosial. Biasanya para pelanggan yang datang ialah pelanggan dari kakeknya dulu, atau dari mulut ke mulut pelanggan yang pernah membuat perahu di rumahnya. 

Selain membuat perahu, ia juga membuat berbagai furniture seperti meja, kursi, bahkan sampai kusen rumah. [Nur/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS