Pengirim : Zulfatun Anisah
blokTuban.com - Sedekah Bumi telah menjadi bagian hidup masyarakat di Kabupaten Tuban. Tradisi tersebut warisan salah satunya masih dilestarikan oleh warga di Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan.
Sedekah bumi juga dimaknai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas semua karunianya yang diberikan kepada warga. Salah satu perangkat Desa Sidodadi, Syaiful mengatakan bahwa sedekah bumi adalah simbol penghormatan dan penghargaan masyarakat kepada alam sebagai karunia yang besar.
“Tanah yang kita pijak setiap hari, kita buang kotoran di situ, kita tanam dan segala sesuatu yang kita lakukan maka kita perlu merawatnya dengan cara memberikan sedekah terhadap bumi kita ini," paparnya.
Sedekah bumi, lanjut Syaiful biasa dilaksanakan oleh masyarakat di Balai Desa Sidodadi pada bulan-bulan panen hasil bumi. Misalnya panen padi, jagung, dan lain sebagainya secara serentak. Masyarakat desa telah sepakat dengan adanya pelestarian budaya sedekah bumi untuk di adakan stiap tahunnya.
Baca juga :
- Sedekah Bumi, Tradisi Turun-Temurun Warga Desa Kedungmulyo di Bangilan-Tuban
- Sedekah Bumi Makam Mbah Dowo dan Soko Dedes Tuban, Diramaikan Wayang Kulit Sehari Semalam
- Sedekah Bumi di 3 Tempat, Warga Desa Magersari Tuban Sembelih 6 Ekor Kambing
Bahkan pemerintah setempat juga mendukung pelaksanaan sedekah bumi, baik moril maupun materi. Sedekah bumi pada tahun ini digelar pada 28 Agustus 2022, bertepatan pada 1 shaffar 1444 Hijriyah. Di mana setiap warga akan membawa makanan ataupun jajanan pasar yang dimakan bersama di balai desa.
Pantauan di lokasi, kegiatan dikemas dengan acara sholawat Bersama Habib Mushtofa Alaydrus dari Kecamatan Bangilan Tuban. Habib Mushtofa merupakan salah satu tokoh agama tersohor diberbagai kalangan masyarakat.
Nampak masyarakat sangat antusias mengikuti sedekah bumi. Setiap orang yang mengikuti sedekah bumi juga membawa berbagai macam makanan mulai dari nasi, jajanan ringan, buah- buahan, dan berbagai macam minuman.
"Setelah makanan diserahkan ke panitia, masyarakat akan diganti dengan makanan yang lain. Lalu, tamu menempati tempat yang sudah ditentukan. Tamu perempuan berkumpul di pendopo desa, dan yang tamu laki- laki berkumpul di deretan kursi yang tersedia," imbuhnya.
Sebelum acara dimulai dimeriahkan oleh grub hadroh dari Desa Sidodadi yang dipimpin oleh Marsilan. Acara dibuka dengan membaca surat Al- Fatihah, kemudian pembacaan tahlil dihusukan untuk para almarhum almarhumah masyarakat Sidodadi hususnya pendiri desa Sidodadi. Dilanjut dengan Mahalul Qiyam sekaligus Sholawat nabi, kemudian acara inti yaitu Mauidhoh dan doa bersama Alhabib Musthofa bin Alaydrus.
Selain itu, Habib juga membagikan uang bagi masyarakat yang bisa menjawab pertanyaan. Sekaligus melempar sorbanya kepada masyarakat secara cuma- cuma. Surban tersebut akan diserahkan kepada panitia dan dipotong menjadi beberapa bagian.
Lalu, diberikan kepada masyakat yang dapat mendapatkan sorban ketika dilempar. Acara kemudian ditutup oleh pembacaan doa oleh Habib Musthofa Alaydrus. Melalui tradisi tersebut diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan antar warga. [Zul/Ali]
Pengirim artikel ini merupakan dosen IAI Al Hikmah Tuban
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS