Reporter : Muhammad Nurkholis
blokTuban.com - Puluhan mahasiswa kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung rektorat di Jalan Manunggal nomor 10-12. Demo tersebut dimulai sejak pukul 09.00 sampai 12.00 Wib dan tidak membuahkan hasil.
Sebelum aksi demo dilakukan, para mahasiswa sebelumnya telah melakukan komunikasi dengan petinggi kampus. Kendati demikian, komunikasi tersebut tidak mendapatkan respon baik dan berakhir dengan demo.
Informasi yang dihimpun blokTuban.com di lokasi, aksi dipicu oleh permasalahan-permasalahan yang ada di kampus mulai dari perijinan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dirasa tidak serius.
Di mana pada saat pelaksanaan KKN terdapat dua desa di Kecamatan Grabagan yang tidak mengizini mahasiswa. Hal krusial itu baru diketahui mahasiswa H-5 sebelum KKN dimulai.
“Kampus tidak ada komunikasi dengan pihak desa sebelumnya, makanya kegiatan KKN tidak mendapatkan izin,” ujar Presiden BEM IAINU Tuban, Ahmad Wafa Amrillah (21) kepada blokTuban.com, Senin (29/08/2022).
Baca juga :
- Lakpesdam PCNU Tuban Gelar Seminar Literasi Digital
- Atlet Kickboxing Tuban Peraih Perunggu di Porprov Jatim Ternyata Security IAINU dan Marinir Muda
- Kreatif! Mahasiswa IAINU Tuban Ubah Daun Ental Jadi Kostum Unik
Wafa menambahkan, permasalahan lain yang menjadi tuntutan massa yaitu mahasiswa yang telah membayar KKN tidak mendapatkan atribut KKN. Padahal di tahun sebelumnya terdapat atribut bagi para mahasiswa KKN.
"Begitupula dana kemahasiswaan yang turun dari pada tahun-tahun sebelumnya, berbanding terbalik dengan pemasukan yang ada di kampus," imbuhnya.
Presiden BEM tersebut juga menyinggung persoalan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) yang menjadi kasus lama. Temuan BEM bahwa beberapa angkatan mahasiswa IAINU tidak memiliki KTM. Oleh sebab itu, massa menuntut adanya transparansi dana tersebut.
"Begitu juga buku perpustakaan yang tidak di-update dan mayoritas koleksinya buku bacaan fakultas Tarbiyah saja. Padahal, IAINU sendiri sudah memiliki beberapa fakultas baru dan tidak ada bahan bacaan untuk fakultas lainnya," jelasnya.
Mahasiswa menjelaskan, bahwa setiap tahunnya terdapat dana yang dialokasikan untuk perpustakaan, akan tetapi tidak nampak pembaharuan buku di perpustakaan dan ini menjadi tanda tanya besar. Harapan dari Wafa sendiri, segera ada tindak lanjut dari pihak rektorat IAINU Tuban.
Di lokasi, massa kecewa lantaran tidak ada satupun pihak rektorat yang menemui massa. Saat dicek ke dalam gedung rektorat, ternyata petinggi kampus tidak ada di tempat.
Gagalnya aksi pertama dengan surat pemberitahuan yang dilayangkan sejak 27 Agustus 2022 lalu, massa yang dipimpin Presiden BEM berencana menggelar demo jilid 2 dalam waktu dekat. [Nur/Ali]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS