Selain Marning, Warga Desa Jlodro Tuban Mulai Olah Jagung Menjadi Nugget

Kontributor : Mahfud Susanto

blokTuban.com - Salah satu desa penghasil jagung di Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban adalah Desa Jlodro. Desa dengan luas wilayah kurang lebih 890 hektare itu, memiliki ladang seluas 175 hektare dengan hasil panen jagung kurang lebih 4 sampai 5 ton per hektarenya, Senin (15/8/2022). 

Sebelumnya, jagung di Desa Jlodro oleh warga setempat diolah menjadi camilan marning. Belakangan setelah ada mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unirow Tuban tahun 2022, warga mulai belajar mengolah jagung menjadi nugget. 

Nugget sendiri merupakan satu pangan hasil pengolahan yang umumnya terbuat dari daging ayam dengan cita rasa tertentu, Biasanya berwarna kuning keemasan. Melalui tema KKN pembangunan desa dan kawasan pedesaan di wilayah Kabupaten Tuban dalam era merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), mahasiswa mulai mengubah mindset warga Jlodro untuk mengolah jagung menjadi makanan dengan nilai jual tinggi. 

Baca juga : 

Bikin Ngiler, Kuliner Pedas Khas Tuban dari Belut Hingga Mentok

Mudah! Begini Cara Membuat Martabak Telur Puyuh, Jajanan yang Digemari Anak Tuban

Promosikan Sagu Lokal, TDA Community Adakan Cooking Class Kolaborasi dengan Wisata Pelang

Wakil Ketua Kelompok KKN, Dina Puspita Sari menjelaskan, pelatihan pembuatan nugget jagung melibatkan belasan anggota kelompok PKK desa dan kader posyandu. Nugget dipilih karena di Desa Jlodro memiliki stok jagung cukup melimpah. 

"Kami ingin meningkatkan UMKM di Jlodro karena belum ada pengolahan jagung menjadi makanan yang siap jual," ujar Dina sapaan akrabnya. 

Sebelum memberikan pelatihan kepada warga, Dina bersama kelompok KKN nya dua pekan sebelumnya telah berkesperimen terlebih dahulu. Mulai dari menakar bahan sampai menentukan tingkat kematangan nuggetnya. 

“Bahan nugget sendiri antara lain adalah jagung kemudian telur saus tiram bawang goreng, tepung panir, tepung tapioka, tepung beras, tepung bumbu yang sudah jadi seperti tepung sasa tepung, sajiko kemudian pake pre daun bawang sama pakai minyak goreng,” jelasnya

Dina menambahkan, membedakan nugget jagung dan ayam juga terbilang mudah. Cukup dirasakan dari cita rasanya untuk nugget jagung, atau mirip dengan pelas jagung. Estimasi apabila nugget jagung dapat dikembangkan oleh ibu-ibu PKK maupun Posyandu, Dina membandrol nuggetnya Rp1000 per biji. 

Dengan modal awal Rp15.000, pembuat nugget dapat menghasilnya makanan olahan dari jagung dengan varian rasa original. Pelatihan yang digelar di rumah Resmiati salah satu anggota PKK, mendapat respon baik. 

Ia tertarik mengikuti kegiatan tersebut karena keinginannya memproduksi nugget jagung yang bahan dasarnya banyak ditanam oleh warga setempat. 

“Sangat mudah sekali membuat nugget, apalagi kita menanam sendiri jagungnya,” jelas Resmiati.

Sedangkan Perangkat desa jlodro sendiri juga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.  Yarno, Sekretaris Desa Jlodro menilai bahwa nugget jagung dapat menjadi peluang bisnis mikro yang cukup bagus marketnya. 

"Saat ini pengamatan kami belum ada yang jualan nugget jagung. Untuk nugget ayam dan lainnya memang sudah banyak, sehingga pelatihan ini punya efek bisnis yang bagus," sambungnya. 

Data Pemdes Jlodro, menyebutkan kualitas jagung yang dihasilkan petani Jlodro tergantung pada bibit yang digunakan. Mayoritas petani lokal menggunakan bibit jagung NK Perkasa dengan kualitas dan hasil panen menjanjikan. 

Tanaman jagung di Desa Jlodro dipastikan ada saat musim penghujan, kecuali musim kemarau sulit untuk menananamnya. Diharapkan ada kelanjutan dari pelatihan tersebut, supaya produk nuget jagung membantu menambah penghasilan bagi ibu-ibu rumah tangga. [San/Ali]

Artikel ini merupakan hasil liputan Mhafud Susanto, mahasiswa magang dari LPM Unirow Tuban di blokTuban.com. 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS