Promosikan Sagu Lokal, TDA Community Adakan Cooking Class Kolaborasi dengan Wisata Pelang

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Dusun Pelang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban memiliki potensi kebun sagu. Lalu dikelola untuk dijadikan wisata bernama Wisata dan Kebun Sagu Pelang. Wisata tersebut juga bertujuan untuk mengenalkan kepada para masyarakat bahwa di daerah tersebut seringkali mengolah sagu-sagu menjadi tepung untuk dijadikan berbagai olahan makanan.

Tangan Di Atas (TDA) Community merupakan suatu komunitas bisnis non-profit yang memiliki visi menjadi pengusaha yang gemar berbagi dalam upaya untuk menumbuhkan kewirausahaan di Indonesia. 

Pada Rabu (3/11/21) TDA Community Perempuan mengadakan kolaborasi dengan Wisata Pelang untuk memberdayakan masyarakat, terutama ibu-ibu di daerah setempat agar produk yang dihasilkan dari wilayah tersebut memiliki kelayakan untuk dijual dan bisa menambah pendapatan.

Anis Listiyono, Ketua TDA perempuan menyampaikan bahwa TDA ingin membantu mengembangkan produk hasil kreasi desa agar nantinya memiliki daya jual yang tinggi.

“Kita berkolaborasi dengan Pelang juga sekaligus untuk mempromosikan sagu lokal, dan mengajarkan kreatifitas kepada masyarakat untuk menjadikan produk lokal sebagai oleh-oleh khas Pelang nantinya,” tambah Anis.

Kegiatan kolaborasi tersebut adalah pelatihan memasak (cooking class) dengan tema “Membuat Kreasi Produk Lokal Layak Jual” bersama Yenni Cahyaningtyas pemilik usaha Yenni’s Cake. Acara tersebut juga merupakan rangkaian dari program Bangkit Bersama TDA yang pesertanya terbatas agar tidak menyebabkan kerumunan.

Meskipun sasaran utamanya adalah ibu-ibu di daerah Pelang, acara tersebut tetap terbuka untuk umum bagi masyarakat Kabupaten Tuban. Rangkaian acara tersebut berisi demo memasak yang dipimpin oleh Yenni. Terdapat dua menu yang dibuat yakni kue lapis sagu gula aren dan es cendol sagu Pelang.

“Saya membuat resep lapis kukus yang ada bahan gula aren, tujuannya untuk mengangkat produk lokal kita. Setahu saya di Tuban belum ada yang jual lapis kukus gula aren. Harapan saya nantinya ada kelompok kerja yang khusus memproduksi ini untuk dipasarkan di outlet-outlet sekitar sini,” ujarnya.

Selain itu, Yenni juga menyampaikan bahwa packaging yang menarik adalah salah satu hal yang terpenting agar produk oleh-oleh tersebut layak jual. Begitupun resep yang dibagikannya nanti bisa dimodifikasi oleh para peserta dengan berbagai rasa yang kekinian agar menaikkan harga jual.

“Lapis ini juga sangat memungkinkan jika dijual secara online dan dikirim keluar kota,” tambahnya. 

Selama kegiatan berlangsung, para peserta terlihat antusias karena saling mengacungkan tangan saat diminta bantuan untuk melakukan demo masak. Krisna, salah satu peserta dari Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak mengatakan bahwa Ia mengikuti pelatihan ini untuk menambah ilmu karena telah memilki bisnis di bidang yang sama.

“Saya sudah ada bisnis kue dan catering di rumah, terus waktu dapat informasi ini ikut aja, hitung-hitung buat nambah ilmu,” ujarnya. [din/ono]