Tradisi Bulan Suro, Begini Ritual Jamas Pusaka di Tuban

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.comMemasuki bulan Muharram  atau orang Jawa biasa menyebutnya bulan Suro merupakan waktu yang identik dengan tradisi memandikan barang pusak. Hal ini bertujuan agar pusaka yang dimiliki awet dan tidak rusak termakan usia.

Pusaka yang biasanya dimandikan yaitu keris, tombak, pedang dll. Biasanya orang memanggilnya dengan istilah tosan aji. Barang barang pusaka ini perlu dilakukan perawatan yang benar karena jika sampai salah perawatan nantitanya dapat berpengaruh kepada wujud dari pusaka tersebut seperti terkena karat dan sebagainya.

Untuk menghindari hal tersebut orang-orang bisa menggunakan jasa penyucian pusaka yang berada di Dusun Banaran, Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Tepatnya di rumah Herwanto (47) pria yang sudah 10 tahun menerima jasa menjamas pusaka ini tentu sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.

Terkait: Baritan, Tradisi Masyarakat di Tuban Menyambut 1 suro

“Saya memulai menerima menjamas pusaka terutama tosan aji ini sejak 2012,” ucap Herwanto kepada blokTuban.com, Minggu (31/07/2022).

Pada bulan Suro ini ia sudah menerima pusaka  dari 5 orang yang akan dijamas. Setiap orang biasanya ada yang membawa dua, tiga pusaka. 

Tak hanya di awal Suro saja, menurut Herwanto ada beberapa  orang yang mencari hari baik dulu saat hendak menjamas pusakanya di bulan Suro ini, yang menjadikan tidak langsung bareng di  awal suro.

Menurutnya juga tak semua pusaka itu dimandikan di bulan Suro. Ada beberapa pusaka yang pesan dari sesepuh dahulu diamanatkan untuk dimandikan di bulan-bulan lain selain suro.

Terkait: Anjuran 3 Ibadah Puasa Sunnah di Bulan Muharram Sesuai Syariat Nabi

Sebelum menjamas keris biasanaya Herwanto akan melakukan beberapa prosedur seperti puasa yang dilaksanakan saat malam hari (puasa melek). Untuk proses menyucikannya menggunakan jeruk nipis, buah pace, air kelapa, setelah itu dibilas dengan air tujuh rupa dan terakhir dikeringkan menggunakan dupa. 

"Tujuan menjamas ini selain untuk membersihkan karat juga memiliki tujuan untuk menetralisir energi negatif yang berada di keris," ujarnya. 

Terkait: Sambut Tahun Baru Islam 1444 H, Pemkab Tuban Gelar Zahra Fest 2022

Untuk jasa jamasan ini Herwanto tidak pernah memasang tarif, ia hanya menerima seikhlasnya dari pemilik pusaka. Kepada kolektor atau pencinta pusaka atau keris Herwanto berpesan agar jangan terlalu mendewakan keris karena nantinya kita bisa terjerumus ke jalan yang salah.

"Cukup kita niati menjaga tradisi dan warisan yang sudah ada yang berupa keris tersebut," pungkasnya.[Nur/Dwi]

 

 

Temukan konten berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS