Angka Stunting Tuban Masih di Atas Provinsi dan Nasional, Salah Satu Sebabnya Kemiskinan

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo menyebutkan, angka stunting di Kabupaten Tuban menurut data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) di tahun 2021 prevalensi stunting masih berada pada angka 25,1 persen, Minggu (31/7/2022). 

Angka tersebut berada di atas provinsi yaitu 23,5 persen dan nasional 24,4 persen. Penurunan stunting kini menjadi prioritas nasional. Presiden Joko Widodo dalam arahannya mengatakan, target angka prevalensi stunting Indonesia Tahun 2024 yakni dibawah 14 persen harus tercapai. 

“Meskipun beberapa program sudah dilaksanakan, tetapi masih banyak yang perlu dioptimalkan kembali,” ungkap Bambang Priyo Utomo kepada blokTuban.com.

Bambang menjelaskan, pencegahan dan penurunan angka stunting memang menjadi prioritas nasional, yang juga harus menjadi prioritas seluruh daerah. Pelaksanaan rembuk Stunting 2022 di Pendopo Kridho Manunggal Tuban untuk membangun komitmen publik untuk analisa situasi dan rancangan kegiatan dan pencegahan serta penurunan angka stunting di Kabupaten Tuban.

Artikel lainnya :

- Marak Perokok Anak, Kemenkes Dorong Revisi PP Tembakau

Diramal Jadi Sultan, Selamat 3 Zodiak Ini Bakal Hidup Tajir

Laba Bersih PLN Semester 1 2022 Sebesar Rp17,4 Triliun

- Alumni Mahasiswa Muhammadiyah di Tuban Gelar Musyada, Hasilkan Trigatra Ronggolawe

Sementara itu, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menegaskan bahwa stunting bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB saja, akan tetapi semua pihak. 

Bupati mengajak seluruh OPD juga TPPS Kabupaten Tuban yang terdiri dari berbagai elemen untuk merapatkan barisan, bersinergi dalam misi menurunkan angka stunting di Kabupaten Tuban. Kolaborasi dari seluruh OPD, kecamatan, desa dan lintas sektor harus dilakukan secara intens. 

Faktor penyebab stunting, dikatakan Bupati Tuban tidak hanya perkara kesehatan saja, tetapi juga kemiskinan, lingkungan, sosial dan budaya. Untuk itu, penanganan stunting harus dari hulu sampai hilir, seluruh elemen dari atas hingga bawah bersinergi untuk tujuan yang sama. 

"Sasaran yang dituju harus tepat, serta sinkronisasi data harus dilakukan segera. Stunting bukan hanya tentang masalah kesehatan, tetapi ekonomi, lingkungan, sosial hingga budaya," jelasnya. 

Acara rembuk stunting penting dilakukan untuk memunculkan kebijakan yang terarah dan tepat sasaran. Bupati Lindra juga mengingatkan untuk tidak ada ego sektoral dalam program penanganan stunting.

Seluruh OPD lintas sektoral, TNI/POLRI, Perusahaan, kecamatan hingga Pemdes harus memiliki  fokus dan niat yang sama, agar semua program bantuan yang telah digelontorkan oleh pemerintah baik program kemiskinan hingga kesehatan bisa tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran, yang nantinya bermuara pada penurunan angka stunting. 

"Selain update data, langkah paling dekat yang akan dilakukan dalam upaya penurunan angka stunting adalah pembinaan untuk remaja, serta edukasi kepada para calon pengantin dan calon ibu," pintanya. 

Hadir dalam acara tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan Pernyataan Komitmen Bersama Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Tuban oleh seluruh Forkopimda, Kepala OPD dan segenap TPPS Kabupaten Tuban.

Disaksikan oleh Wakil Bupati Tuban Riyadi, Forkopimda, Sekda Budi Wiyana, Kepala OPD, Camat, Ketua TP PKK, Bunda Paud Kabupaten Tuban, seluruh organisasi wanita lintas sektor di Kabupaten Tuban, pimpinan perusahaan, rumah sakit, akademisi, Kepala Puskesmas, bidan desa, hingga desa lokus stunting, serta seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban. [Ali]

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS