Oleh : Dwi Rahayu
blokTuban.com - Mengqadha puasa Ramadan dengan puasa Dzhulhijjah atau puasa sunnah hari Senin dan Kamis sekalipun oleh beberapa sahabat Nabi terdapat perbedaan pendapat.
Dua sahabat Nabi Muhammad SAW, sahabat Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib ra rupanya berbeda pendapat. Sahabat Umar berpendapat pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan hari terbaik untuk beribadah. Dengan demikian mengqadha puasa Ramadan dengan puasa sunnah Dzulhijjah berarti waktu yang terbaik.
Terkait: Niat dan Tatacara Sholat Sunnah Idul Adha
Sedangkan sahabat Ali bin Abi Thalib berpendapat qadha puasa Ramadan di waktu puasa Dzulhijjah tidak diperbolehkan. Jika puasa qadha dilakukan pada tanggal 1 hingga 10 Dzulhijjah, menurut dua riwayat Imam Ahmad, akan menghilangkan fadhilah puasa sunnah yang dilakukan.
Sayyid Bakri dalam Kitab I‘anatut Thalibin hampir senada dengan Umar bin Khattab, berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk berpuasa, akan mendapat keutamaan sebagaimana mereka yang berpuasa pada hari tertentu, meski niat awalnya adalah mengqadha puasa atau menjalankan puasa nazar.
Terkait: Puasa Sunnah Arafah 9 Zulhijjah, Jangan Lupa Baca Lafal Niatnya
Dengan demikian jalan tengahnya, puasa di atas tersbut bisa dilakukan berbarengan, namun niat puasa qadha Ramadan tidka boleh dicampur denga niat puasa sunnah. Syarat ini mendasarkan pada Hadits Rasulullah SAW:
“من لم يبيت النية قبل الÙجر Ùلا صيام له”-
Artinya: "Siapa yang tidak menetapkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya".
Berikut bacaan Niat Puasa Qadha Ramadan Sekaligus Puasa Dzulhijjah, niat harus dilafalkan pada malam harinya atau saat makan sahur:
نويت صوم غد عن قضاء Ùرض رمضان لله تعالى.
"Nawaitu Shauma Ghadin 'An Qadha'I Fardi Ramadhana Lillaahi"
Artinya: Saya niat berpuasa besok dari mengqadha' fardu ramadhan Lillaahi Ta'ala.
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS.