Reporter: Muhammad Nurkholis
blokTuban.com – Dampak dari penutupan akses jalan jembatan Glendeng pada tanggal 21 Mei 2022 lalau, sebagian masyarakat memilih menyeberangi sungai bengawan solo dengan menggunakan perahu tambang.
Hal ini membawa berkah tersendiri bagi penarik perahu tambang. Dalam sehari omset dari perahu tambang mencapai jutaan rupiah.
Baca juga: Disentil DPRD Tuban, Pemilik jembatan glendeng Baru Dibahas Minggu Depan
Perahu tambang ini merupakan sebuah perahu pengangkut pasir yang dialih fungsikan untuk mengakomodir mobilitas masyarakat yang hendak menyeberangi bengawan solo
Terdapat dua perahu yang digunakan untuk menyeberangi sungai, satu perahu yang dioperasikan warga Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban yang kedua milik Waskito (40) warga Desa Glendeng, Kecamatan Bojonegoro. Perahu sendiri bukan milik Waskito, tetapi ia menyewa perahu dari seseorang.
Perahu ini digerakan dengan menggunakan tenaga disel. Sekali angkut perahu tambang muat 12-16 kendaraan jenis sepeda motor.
Baca juga: Sesalkan Pembangunan jembatan glendeng Buru-buru, KNPI: Pemkab Tuban Rugikan Pengguna Jalan
“saya menyewa perahu dari seseorang mas, untuk satu harinya sewanya Rp300.000 rupiah, saya beroperasi mulai jam 05.00-21.00 wib dan terdapat dua shift 1 jam 05.00- 13.00 shift 2 jam 14.00 – 21.00 wib serta ramainya biasanya pada jam berangkat kerja dan pulang”. Ucap Waskito kepada blokTuban.com, Selasa (14/06/2022).
Menurut pengakuan Waskito, ia baru beroperasi selama dua minggu dan mengajak beberapa tetangganya untuk mengoperasikan perahu. Untuk tarif satu sepeda motor ia kenakan Rp2.000 dan dapat menyeberang hingga 100 kali dalam satu hari. Sehari membutuhkan solar sebanayk 10 liter untuk mengoprasikan perahunya.
Baca juga: Bahayakan R2 dan R4, jembatan glendeng Tuban Besok Ditutup Total
Sementara itu Andi (25) warga Bojonegoro kepada blokTuban.com mengatakan ia baru pertama kali naik perahu tambang, ia hendak berkunjung ke wisata Klumpit yang berada di Kabupaten Tuban. Ia merasa terbantu dengan adanya perahu tambang karena jika tidak ada perahu tambang maka ia harus menempuh jarak lebih jauh lagi untuk sampai di tujuan.
“Saya merasa terbantu (menyeberang sungai bengawan, red) cuma Rp2.000 dari pada harus muter jauh,” ucapnya.[Nur/Dwi]
Dapatkan Berita Tuban menarik lainnya DI SINI