Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Nama Habib M. Toifun Najib mungkin saat ini masih belum banyak dikenal oleh masyarakat. Namun, jika membuka akun @Habibnajib_art di laman instagram pribadinya, maka kalian akan disapa oleh realis-realis wajah yang menyerupai gambar hidup.
Darah seni memang sudah mengalir pada diri pria kelahiran 8 Januari 2000 ini, pasalnya seniman muda asal Desa Boto, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban itu sejak kecil sudah tertarik dalam dunia seni karena sering melihat ayahnya melukis pemandangan di rumah .
Hingga tepat pada tahun 2018 lalu, Habib memutuskan untuk menekuni dunia seni rupa untuk dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Kendati berawal dari peristiwa yang terbilang menyakitkan, namun pria yang masih duduk dibangku kuliah ini, mampu bangkit dan menghasilkan karya-karya lukis yang indah dan menawan.
“Awal mulanya suka sama seseorang, kan buat kado tapi gambarnya jelek ya sketsa biasa saja. Berhubung gambarnya jelek terus dirobek sama orangnya. Habis itu kan agak down, terus temen-temen malah nyemangatin, ‘mas ini bisa gambar pacarku’ buat nyemangatin lagi terus saya gambarin waktu masih sekolah, habis itu kok pada bilang bagus akhirnya keterusan sampai sekarang,” terangnya memulai pembicaraan.
Tidak hanya permulaannya saja yang terbilang pahit, namun perjalanan Habib di dalam dunia seni rupa juga tergolong berliku-liku. Mulai dari kurangnya support dari orangtua hingga banyaknya pembeli yang tidak mau membayar dan mengambil lukisan yang telah dipesannya.
“Tapi alhamdulillah saat ini orangtua sudah mulai mendukung,” imbuhnya
Sudah banyak wajah-wajah tokoh yang telah ia goreskan pada media lukisnya, mulai dari artis tersohor di Indonesia hingga pesohor dunia, berhasil ia lukis dengan elok. Selain mengenalkan hasil karyanya melalui media sosial, Habib juga mengembangkan relasi dengan mengikuti komunitas-komunitas seni yang ada di Kabupaten Tuban.
Dalam menggarap seluruh realise wajah tersebut, pria 22 tahun ini mengaku membutuhkan waktu yang berbeda-beda, mulai dari tiga jam hingga 6 bulan pengerjaan, tergantung dari rumit dan detail dari gambar itu sendiri.
Tidak sampai disitu saja, Habib menambahkan jika untuk bisa menjual karya seni nya dengan harga yang fantastis seperti saat ini, juga memerlukan proses dan waktu yang cukup panjang. Pasalnya, pada awal-awal ia berkarir harga yang dibandrol untuk satu lukisan miliknya hanyalah Rp5 ribu saja untuk satu kertas.
“Memang awal-awal seperti itu, Rp5 ribu, terus naik Rp10 ribu, Rp20 ribu paling nggak. Sekarang harganya ratusan sampai jutaan bisa, tergantung ukuran dan kesulitan wajah mulai dari Rp200 ribu satu wajahnya ada yang Rp100 ribu itu sudah komplit sudah sama figuranya,” terangnya.
Lebih lanjut, pria ramah ini juga memiliki prinsip yang kuat dalam menekuni dunia ini, ia mengatakan jika ilmu tidak boleh hanya disimpan seorang diri dan harus dibagi kepada sesama, oleh karena itu suatu hari nanti ia berkeinginan untuk bisa membuka sanggar atau studio yang bisa digunakan untuk sharing bersama orang-orang yang juga tertarik pada dunia seni rupa.
“Kalau ilmu dipendem sendiri nanti malah jadi beban, jadi buat ngajarin anak-anak dengan buat sanggar,” harapnya. [Sav/Dwi]