Reporter: Savira Wahda Sofyana
BlokTuban.com – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang santer dibicarakan oleh masyarakat belakangan ini, rupanya tidak berpengaruh terhadap penjualan daging sapi di sekitar wilayah Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.
Menurut salah seorang penjual daging sapi di Pasar Desa/Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Nerdianto hingga saat ini omzet penjualannya di angka yang masih stabil. Hal tersebut, disinyalir lantaran sudah banyak masyarakat yang mengetahui jika jenis penyakit ini tidak dapat menular kepada manusia.
Baca berita terkait: Waspada! Angka Kasus PMK di Tuban Naik, Sapi Terinfeksi Menyebar di 14 Kecamatan
“Nggak ada pengaruh, mungkin kalau ada cuma sedikit pengaruhnya. Kalau untuk omzetnya sih nggak menurun pembeli juga stabil karena di Tuban sini mungkin masih jarang kasusnya,” ungkapnya kepada blokTuban.com saat ditemui di lapak jualan miliknya, Kamis (26/5/2022).
Kendati demikian, ia mengeluhkan jika saat ini harga hewan ternak sapi yang dijual dipasaran lebih mahal dari sebelumnya, akan tetapi Nerdianto tidak bisa menaikkan harga daging sapi yang dijualnya karena dikhawatirkan bisa berdampak pada minat beli masyarakat.
Oleh karenanya, hingga sekarang pria ramah tersebut masih tetap menjual daging sapinya dengan harga lama yaitu Rp110 ribu per kilogramnya, dengan harapan daya beli masyarakat terus meningkat.
“Susahnya itu sekarang sapinya mahal terus daya jualnya di Plumpang sini kurang, nggak seperti di kota jadi agak susah jualnya. Maunya (harganya) naik cuman konsumennya nggak mau ya gimana, jadi tetap bertahan dengan harga yang lama Rp110 ribu,” katanya.
Baca berita terkait: PMK Sudah Masuk Tuban, Sampelnya Puluhan Sapi di Desa Wolutengah Kerek
Dalam sehari, Nerdianto mengaku jika penjualan daging sapi dapat mencapai 1 - 1,5 kwintal, hal tersebut dikatakannya tidak jauh berbeda dari sebelum adanya wabah PMK di Jawa Timur. Menurutnya, menurunnya jumlah pembeli bukan dikarenakan wabah PMK melainkan memang sudah musimnya sepi, lain ketika menjelang hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri.
Sementara itu, Marmi salah satu pembeli daging sapi saat ditemui di tempat terpisah mengatakan jika sudah mengetahui bahwa PMK yang menyerang binatang tidak dapat menular kepada manusia, sehingga ia masih berani untuk mengkonsumsi daging sapi ditengah mewabahnya PMK ini.
“Sampai sekarang masih konsumsi daging karena saya baca diberita katanya memang tidak menular, jadi saya tidak merasa takut memakan makanan yang terbuat dari daging,” ujarnya. [Sav/Dwi]